TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Akun Facebook Nasri Elmy menjadi sorotan, usai mengunggah sebuah foto yang menarasikan kekerasan terhadap anaknya. Dalam tulisannya, Nasri Elmy menyebut sang anak mendapat tindak kekerasan oleh beberapa siswa di lingkungan sekolah hingga mengalami pipi bengkak dan membuat sang anak trauma.
Portal Berau Online mencoba memastikan hal tersebut melalui pesan Whatsapp, Nasri menyebut tindak kekerasan itu terjadi pada Jumat siang. Adapun korban berinisial FRA duduk di bangku kelas IX SMP Negeri 2 Tanjung Redeb.
Nasri mengetahui hal itu usai melihat pipi anaknya bengkak dan menanyakan penyebabnya kepada FRA.
“Anak saya pulang sekolah diam saja terus. Begitu baring saya lihat pipinya kok bengkak dan membiru. Setelah saya tanya-tanya baru anak saya mengaku kalau dia habis dikeroyok teman-teman nya di sekolah,” ujar Nasri, Jumat (13/10/2023).
Diungkapkan Nasri, FRA sempat melakukan perlawanan, namun tidak cukup kuat untuk menghindar dari pukulan yang menyebabkan pipinya bengkak. Bahkan diketahui Nasri bahwa pelaku berjumlah lebih dari satu orang.
“Anak saya sempat melawan, tapi mereka main keroyokan. Pelaku ini infonya di sekolah ada bentukan geng-geng begitu. Anak saya difitnah, dibilang memukul duluan. Padahal anak saya ini dipukul dari belakang,” ucapnya.
Kasus tersebut saat ini sudah dilaporkan Nasri kepada pihak sekolah, namun belum ada penyelesaian yang berarti. Pihaknya pun belum sampai melakukan visum terhadap FRA.
Saat dikonfirmasi, Kepala SMP Negeri 2 Tanjung Redeb, Candra Wiwarni, membenarkan kejadian tersebut. Dikatakan Candra, saat kejadian para siswa sedang melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler. Namun ada beberapa siswa yang tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, termasuk korban, dan hal itu sempat dipertanyakan Candra.
“Kejadiannya ini saat siswa lain sedang melakukan kegiatan ekstrakurikuler. Harusnya kejadian seperti ini tidak terjadi kalau semua siswa ikut kegiatan ekstrakurikuler, tapi pada saat itu memang yang bersangkutan tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Kalau semua ikut, pasti tidak akan ada kejadian ini, karena pasti akan diawasi oleh masing-masing pembinanya,” jelasnya saat dihubungi melalui sambungan telepon seluler.
Lanjut Candra, pihaknya akan segera melakukan mediasi untuk penyelesaian kasus tersebut. Termasuk memanggil masing-masing wali siswa yang bersangkutan.
“Kami sangat menyayangkan hal ini terjadi, dan kami akan mencoba melakukan mediasi serta pembinaan terhadap siswa-siswa yang bersangkutan. Besok kami akan lakukan pemanggilan. Dan pasti akan diberikan sanksi terhadap siswa-siswa yang melanggar aturan di sekolah. Semoga ini bisa menjadi pembelajaran bagi semua siswa agar tidak terulang kembali hal serupa,” pungkasnya. (Mrt/Ded)
ILUTRASI BY SINDONEWS