SEGAH, PORTALBERAU- Masyarakat Kampung Tepian Buah Kecamatan Segah kembali mengelar syukuran panen atau Uman Undad. Kegiatan digelar Selasa (4/7) di balai kampung. Pesta panen tersebut dihadiri Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas, anggota DPRD Kaltim, Makmur HAPK, Kepala Adat, kepala OPD dan tamu undangan lainnya.
Uman Undad ini merupakan bahasa Dayak Kenyah Lepog Jalan yang berarti ungkapan rasa syukur masyarakat terhadap keberhasilan panen yang dilakukan oleh seluruh masyarakat.
Tak hanya itu saja, kegiatan ini juga menjadi ungkapan syukur atas kelancaran pekerjaan masyarakat. Sekaligus wadah berkumpulnya masyarakat untuk memperkuat hubungan kekeluargaan. Dan budaya ini telah berjalan sejak lama.
Kegiatan diawali oleh tari-tarian hingga menumbuk beras pada sebuah lesung panjang. Masyarakat bersama para pejabat daerah, menumbuk beras hasil panen tahun ini hingga menjadi tepung.
Dalam kehidupan masyarakat Dayak Kenyah Lepoq Jalan, setelah beras menjadi tepung akan dimasak dengan cara dimasukkan ke bambu dan dimasak dengan cara dibakar. Pesta panen ini juga menjadi bagian dalam melestarikan budaya turun temurun. Yang diharapkan bisa terus dipertahankan hingga generasi selanjutnya.
Kepala Kampung Tepian Buah, Surya Emi Susianti mengatakan pesta panen ini sebagai wujud kebersamaan dan komitmen seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama dalam membangun kampung.
“Acara pesta panen ini merupakan wujud rasa syukur kita semua atas hasil dan nikmat yang diberikan Tuhan atas limpahan rejeki dan seraya berdoa semoga panen padi kita kedepan akan lebih meningkat dan membawa manfaat serta keberkahan bagi kita semua,” katanya.
Bupati Sri Juniarsih memberikan apresiasi atas kegiatan budaya yang dilakukan masyarakat kampung ini. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat sangat peduli untuk menjaga nilai-nilai budaya yang telah berjalan selama ini. Meskipun di tengah modernisasi tapi kegiatan ini dapat bertahan sampai sekarang.
Bupati juga berharap melalui kegiatan pesta panen seperti ini bisa menjadi sebuah ritual daerah yang akan menarik perhatian wisatawan. Sebab perayaan ini juga bisa menjadi ajang promosi daerah di bidang pertanian serta budaya dan tradisi.
Hal itu dikatakannya karena agenda – perayaan pesta panen tak hanya sekadar tanda adanya panen raya. Namun hiburan seperti tarian daerah, alunan musik khas Dayak.
“Ada proses menumbuk beras bersama-sama dalam sebuah lesung panjang. Kegiatan semacam ini perlu dilestarikan, karena budaya tidak bisa lepas dari diri kita,” pungkasnya. (Prokopim)