TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Penjualan aksesoris berbahan dasar kerapas atau sisik penyu diakui Yayasan Penyu Indonesia (YPI) turun drastic hingga 95 persen. Hal itu berdasarkan survey market yang mereka lakukan di Tanjung Redeb dan Pulau Derawan.
Ketua YPI, Bayu Sandi menjelaskan kurangnya peredaran aksesoris berbahan dasar sisik penyu ini berkat dukungan pemerintah daerah yang hingga saat ini berkomitmen dalam kelestarian penyu di berau.
“Salah satu upaya yang pernah dilakukan yakni dengan memberi pemahaman dan memberi solusi kepada para pengrajin agar mereka tetap bisa membuat kerajinan namun menggunakan berbahan dasar yang lebih ramah lingkungan,” ungkapnya saat ditemui usai menyerahkan penghargaan kepada Wakil Bupati Berau.
Dikatakannya, survey market yang dilakukan yakni dengan cara mengecek penjual aksesoris di wilayah Tanjung Redeb juga di Pasar Sanggam Adji Dilayas (DIY). Dari pengecekan tersebut, pihaknya tak menemukan adanya aksesoris berbahan baku sisik penyu.
“Selain survei kami juga memasang imbauan atau pemberitahun di pasar agar para pegadang tak lagi menjual apa yang sudah menjadi larangan,” katanya.
Sandi berharap kedepannya masayrakat semakin peka dan mendukung pemerintah daerah dalam menjaga kelestarian habitat penyu sehingga wujud penyu masih bisa dilihat oleh anak cici kita dimasa yang akan datang.
“Kami harap tak ada lagi masyarakat yang memanfaatkan penyu baik dari sisik, telur maupun dagingnya,” pungkasnya. (*)
Foto Ilustrasi by: Travel.detik.com