TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Dalam rangka persiapan kedatangan Dubes Republik Seychelles ASEAN, Pemkab Berau melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) dengan Tim Percepatan Pengembangan Strategis Kepariwisataan Kepulauan Maratua dalam rangka tindak lanjut pengelolaan ekonomi biru di Pulau Maratua di ruang rapat Semama, Kantor Bupati Berau, Senin (6/2/23).
Dalam kesempatannya, Asisten III Setkab Berau, Maulidiyah mengatakan bahwa dalam rapat tersebut membahas berbagai persiapan yang akan dilakukan sesuai dengan rencana kegiatan.
“Selain Utusan Khusus Presiden Seychelles untuk ASEAN, kunjungan ini juga diikuti oleh dua peneliti dari United Kingdom,” ungkap Maulidiyah.
Dirinya menjelaskan, Tim peneliti tersebut akan mempelajari semua potensi yang ada di Pulau Maratua. Dimana pada tahun 2021 lalu telah diluncurkan konsep ekonomi biru dalam pengelolaan wisata di Maratua.
“Kemudian hasil penelitian akan disusun dan menjadi rekomendasi bagi pemerintah untuk pengembangan lebih lanjut dari wisata Maratua,” terangnya.
Maulidiyah menyebutkan, kunjungan ini juga menjadi tahap awal dalam mewujudkan ekonomi biru. Dimana sistem pengelolaan ini dinilai bisa menjadi sumber perekonomian baru. Bahkan menurutnya, potensi ekonomi dari coral reef ini cukup besar jika dibandingkan dengan hutan tropis.
“Ditambah Provinsi Kaltim sudah ditetapkan menjadi project pengembangan ekonomi biru oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kita harap potensi ini bisa berkembang sesuai dengan rencana yang ada,” tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris Tim Percepatan Kerjasama Pengembangan Strategi Kepariwisataan Kepulauan Maratua, Tri Murti Rahayu menjelaskan, dalam waktu dekat ini tim peneliti akan melakukan Marine Protected Areas (MPA) di Pulau Maratua.
MPA merupakan salah satu instrumen yang didesain langsung pada pengendalian sumber daya alam, yaitu berupa penentuan suatu kawasan sebagai kawasan konservasi.
“Seychelles ASEAN telah menyusun dokumen pengembangan untuk ekonomi biru. Konsepnya dengan menfaatkan Sumber Daya Alam kita yakni terumbu karang, mangrove dan lamun,” jelasnya.
Lanjutnya, konservasi ini nantinya akan menghasilkan karbon jadi nanti terjaga dengan baik kita bisa menjaul karbon ke semua negara.
Ia menyampaikan, dirinya telah mengusulkan ke Negara atau Yayasan dunia namun sebelum itu memang diperlukan penelitian terlebih dahulu. Seperti berapa banyak terumbu karang, jenisnya apa saja dan berapa bisa menangkap karbon sehingga menyelamatkan dunia.
“Ini yang harus kita kembangkan,” tandasnya. (Yud/Ded)