TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) hingga kini terus melakukan revitalisasi museum di Kabupaten. Hal tersebut dilakukan guna menghidupkan wisata dalam kota khususnya sejarah Berau.
Kabid Pengembangan Pemukiman, Penataan Bangunan dan Jasa Konstruksi DPUPR Berau, Jimmy Arwi Siregar menjelaskan, tahun ini pihaknya menggelontorkan dana sebanyak Rp 200 juta melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) murni 2022.
“Itu sudah termasuk biaya konsultan dan pekerjaan fisiknya. Dan pekerjaan itu sudah selesai dilakukan,” sebutnya kepada Disway Berau, Minggu (30/10).
Adapun yang di revitalisasi yakni Museum Gunung Tabur, Keraton Sambaliung dan Museum Batu Bara Teluk Bayur. Pihaknya telah melakukan survei bersama pemelihara objek wisata tersebut terkait apa saja kebutuhan revitalisasi yang akan dilakukan.
Dijelaskannya, seperti pada Museum Gunung Tabur ada beberapa bangunan yang mengalami deformasi atau penurunan, atapnya bocor, dan halaman selalu tergenang apabila air sungai naik. Hingga beberapa spot dalam area museum tidak terawat.
“Makam para raja juga sering tergenang kalau hujan deras atau air sungai naik,” ungkapnya.
Sementara, pada Keraton Sambaliung ditemukan atap, halaman, pagar, dan beberapa titik dalam area museum yang tidak terawat. Maka dilakukan pekerjaan pengecatan seluruh bangunan mulai dari dinding luar, daun pintu hingga jendela.
Lanjutnya, penggantian kunci, serta penggantian beberapa titik lantai dan dinding yang rusak. Termasuk penggantian lampu-lampu yang sudah mati.
“Kalau untuk di Museum Batu Bara Teluk Bayur kami perbaiki jalan masuknya, plafon, pintu, dinding, atap sampai pembersihan lokasi di sekitar museum itu sendiri,” beber Jimmy.
Sedangkan, untuk Anggaran Belanja Tambahan (ABT) baru mengakomodir perencaanaan saja. Museum yang masuk dalam perencaanan yakni Museum Gunung Tabur dan Keraton Sambaliung. Pada Museum Batu Bara Teluk Bayur juga masuk dalam perencanaan, namun nomenklaturnya yakni rehabilitasi.
“Jadi bukan revitalisasi untuk Museum Batu Bara Teluk Bayur. Keraton Sambaliung sendiri sudah ada pekerjaan rehabilitasi di APBD murni 2022,” katanya.
Pagu untuk Museum Gunung Tabur sebanyak Rp 59.637.800, Museum Batu Bara Teluk Bayur senilai Rp 89.968.700 dan Keraton Sambaliung sebanyak Rp 59.637.800.
“Mudah-mudahan semua pekerjaan fisik tahun depan sudah bisa mengcover semua sesuai hasil perencanaan tahun ini,” tutupnya. (*)