TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Ketua DPRD Provinsi Kaltim, Makmur HAPK bersama perwakilan DPUPR Pemprov Kaltim melakukan pengecekan kesiapan jalur alternatif yang akan digunakan ketika proses perbaikan jembatan sambaliung berlangsung.
Makmur meminta agar pembangunan jetty penyebrangan alternatif tersebut segera diselesaikan. Baik jalur roda empat maupun jalur roda dua dan pejalan kaki serta fasilitas pendukungnya seperti kantong parkir maupun pelebaran jalan menuju jetty.
“Semakin lama selesai, maka akan semakin lama pula proses perbaikan jembatan sambaliung akan tertunda. Jangan sampai berlarut-larut. Jika cepat selesai, jembatan bisa ditutup dan proses perbaikan jembatan bisa segera dimulai,” ungkap Makmur, Selasa (20/9/22)
Makmur meminta paling tidak pada akhir tahun 2022 bisa selesai renovasi jembatan sambaliung dan jembatan talisayan. Pasalnya diwaktu tersebut, biasanya banyak kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara yang mendatangi tempat-tempat wisata di Kabupaten Berau, khususnya daerah sekitar pesisir.
“Perbaikan jembatan sambaliung dan talisayan mesti cepat diselesaikan, kita mesti kejar selesai sebelum akhir tahunnanti. Sebab moment tahun baru biasanya banyak wisatawan yang ingin berwisata ke daerah pesisir kita,” tegasnya.
Saya juga meminta kepada DPUPR Pemprov Kaltim maupun kontraktor yang mengerjakan renovasi supaya benar-benar serius mengerahkan segala tenaganya untuk mempercepat proses renovasi jembatan-jembatan tersebut.
“Untuk kontraktor semoga ini menjadi perhatian mereka untuk bekerja sekuat tenaga agar bisa selesai sesuai jadwal yang telah ditentukan bersama,” ucapnya.
Menurutnya, alternative penyebrangan yang dibangun pun tidak akan bertahan lama. Dikarenakan dibuat bukan untuk permanen dan sebatas alternative sementara saja.
“Semoga Jeti yang dibangun bisa bertahan lama sampai proses perbaikan jembatan kita rampung,” tuturnya.
Makmur berharap, DPUPR Pemprov Kaltim dan Kontraktor bisa mengikuti jadwal yang ditentukan dengan konsisten.
“Mungkin ada beberapa kekurangan dalam mempersiapkan jalur alternative tersebut. Tinggal kita bekerjasama dengan pihak terkait untuk menemukan solusi penanganan permasalahan tersebut,” tandasnya.
Sementara itu, Staff Teknis DPUPR Pemprov Kaltim, Dwi Cipta Indrawan mengaku, pihaknya optimis bisa menyelesaikan pembuatan jeti dan kelengkapan fasilitasnya sesuai dengan jadwal yang disepakati.
“Tanggal 7 Oktober Insyaallah sudah bisa dilalui,” katanya.
Selain titik di Singkuang, titik lainnya saat ini sudah dimulai pengerjaan. Namun kendala yang dialami saat ini adalah terkait material kayu jenis ulin yang sulit diperoleh.
“Kendala kita material kayu saja, sisanya tidak ada kendala,” tegasnya.
Saat ini, Dwi mengaku sambil berjalan pembangunan jeti dan fasilitas lain juga sambil melakukan peninjauan terkait pergerakan dari jalur jeti. Apabila sudah tidak ada lagi pergerakan maka akan langsung dilanjut proses finishing.
“Kita lakukan pengecekan setiap hari di jeti yang hamper rampung. Selanjutan sisa finishing dan kemudian baru bisa dipergunakan,” pungkasnya. (Ded)