JAKARTA, PORTALBERAU – PT Berau Coal kembali menunjukkan prestasi membanggakan dengan memperoleh penghargaan dalam ajang Circular Economy and Sustainabality Awards (CESA) 2025 yang diselenggarakan oleh Corporate Forum for Community Development (CFCD).
Forum yang mewadahi giat CSR dari berbagai perusahaan untuk pembangunan tersebut memberikan penghargaan (awards) kepada puluhan perempuan hebat dan perusahaan sebagai apresiasi atas komitmennya dalam mendorong praktik ekonomi sirkular dan keberlanjutan, serta dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan.
Ketua Umum CFCD Thendri Supriatno menyatakan kegiatan tersebut merupakan bentuk perhatian CFCD kepada perempuan dalam pembangunan dan apresiasi nyata terhadap perusahaan-perusahaan yang telah menjalankan komitmen keberlanjutan dan ekonomi sirkular.
“Selain diinisiasi oleh CFCD, giat ini juga didukung oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen-PPPA), Kemensos serta Kementerian Kebudayaan RI,” ungkap Thendri.
Selain itu, ia juga menambahkan bahwa CESA adalah upaya akselerasi agar perusahaan dapat mencapai tujuan pembangunan secara berkelanjutan (SDG’s).
“Pelaksanaan event CESA sebagai upaya dalam mendukung program pemerintah yakni menuju Indonesia Emas 2045,” jelasnya.
Dalam ajang penghargaan yang digelar di Gedung Bidakara, Jakarta, pada Jumat (18/7) malam, PT Berau Coal berhasil meraih dua penghargaan dari CFCD.
Penghargaan pertama adalah Platinum (Terbaik 1) untuk kategori Perempuan Berbakti melalui program Stunting & Pendidikan, dan penghargaan kedua adalah Gold (Terbaik 2) dengan kategori Local Hero atas inisiatif Program Pendampingan Kakao Kulanta.
Penghargaan Platinum untuk kategori perempuan berbakti diraih melalui program penanganan dan pencegahan stunting yang dilakukan oleh PT Berau Coal yang diwakili oleh Surya Windah Dahlan yang biasa disapa Indah, merupakan karyawan PT Berau Coal sekaligus Ibu Rumah Tangga.
Program ini dijalankan di wilayah kampung lingkar tambang, dan mengedepankan kolaborasi multipihak. Fokus utama program adalah penanganan stunting dari hulu ke hilir mulai dari penyuluhan kesehatan, pemberian makanan tambahan, hingga intervensi langsung kepada anak yang terindikasi stunting.
Program ini dinilai unggul dari sisi orisinalitas, dampak sosial, keberlanjutan, serta peran kepemimpinan perempuan dalam pelaksanaan program. Dalam hal ini, Indah bukan hanya menjalankan program, tapi juga mampu membangun jejaring kolaborasi dengan Dinas Kesehatan, DP2KBP3A, Puskesmas, PKK, dan kader Posyandu di desa-desa dampingannya. Pendekatan berbasis kolaborasi inilah yang menjadi kekuatan program ini.
Lebih dari sekadar program kesehatan, inisiatif ini menempatkan perempuan sebagai motor penggerak perubahan sosial, sekaligus membuktikan bahwa pelibatan perempuan dalam isu strategis dapat memberikan dampak yang sangat nyata.
Ketua Panitia Pengarah, Hardinsyah menyatakan penghargaan ini diberikan kepada perempuan yang berperan dalam perusahaan/ lembaga/ institusi/ perorangan yang berkontribusi pada perbaikan terhadap pangan, kesehatan, pendidikan, energi, air, infrastruktur, peluang kerja, peluang usaha dan ekonomi termasuk inklusi keuangan dimasing-masing sektor usaha serta kesejahteraan sosial.
Keberhasilan perempuan menghadapi tantangan tersebut perlu diberikan apresiasi atau penghargaan agar apa yang sudah dilakukan oleh para pihak tersebut mendapatkan pengakuan dan penghormatan.
“Di satu sisi dan menjadi inspirasi serta contoh bagi pihak lain untuk melakukan hal yang sama meskipun banyak tantangan yang dialami,” papar Hardinsyah.
Setelah melalui proses seleksi yang ketat oleh Ketua Komite Penilai Perempuan Berbakti yang dipimpin oleh Prof. Asnath M. Fuah serta dibantu oleh Ketua Komite Penilai CESA – Prof. Juniati Gunawan. Dari 61 perusahaan yang mendaftar, tercatat ada 40 nama perempuan berbakti yang berhak memperoleh penghargaan dari berbagai kategori.
Sementara itu, Penghargaan kedua yang diperoleh yaitu Gold (Terbaik 2) dalam ajang Circular Economic Sustainability Awards (CESA) dengan kategori Local Hero atas inisiatif Program Kulanta. Program Kulanta ini adalah inisiatif pemberdayaan kelompok wanita dan ibu rumah tangga di wilayah lingkar tambang tepatnya di Kampung Labanan Makarti untuk mengolah biji kakao lokal menjadi produk cokelat bernilai ekonomi tinggi.
Konsep circular economy hadir melalui pemanfaatan hasil pertanian lokal (biji kakao), pengolahan terintegrasi dari hulu ke hilir, dan pemasaran lokal maupun digital. Program ini tidak hanya menekan limbah, tapi juga menciptakan nilai ekonomi baru dari sumber daya yang tersedia secara lokal.
Salah satu figur dibalik kesuksesan program ini adalah Dea Nurwana Sholihin, yang menjadi local hero dan motor penggerak Rumah Coklat Kulanta dan Kelompok Wanita dalam pengolahan kakao. Dea tidak hanya memimpin produksi, tapi juga menjadi duta inovasi dan pemberdayaan perempuan di wilayah Labanan Makarti.
Menanggapi capaian ini, Community Base Development Manager PT Berau Coal, Reza Hermawan, menyampaikan rasa syukur dan semangat keberlanjutan atas diraihnya dua penghargaan tersebut.
“Terima kasih untuk penyelengara dan juga semua yang telah berkontribusi dalam kegiatan ini, bagi kami penghargaan ini bukan sekedar simbol, dan keberlanjutan bukan sekadar slogan, melainkan prinsip kerja yang diwujudkan dalam bentuk aksi nyata,” kata dia.
Pihaknya juga menyebut program penanganan stunting maupun pemberdayaan ekonomi lewat Kelompok Wanita Kulanta, merupakan inisiatif yang lahir dari pendekatan partisipatif di tingkat akar rumput. Kolaborasi lintas sektor, serta tekad untuk memberikan nilai tambah bagi masyarakat sekitar.
Ia menambahkan bahwa harapannya penghargaan ini bisa menjadi motivasi untuk pemangku kepentingan lainnya untuk dapat bersinergi. Serta, berharap pencapaian ini tidak hanya menjadi kebanggaan, tetapi juga mampu menginspirasi seluruh pemangku kepentingan.
“Karena dengan sinergi antara sektor swasta, pemerintah, dan masyarakat, perubahan positif yang berdampak besar dapat lahir dari daerah yang selama ini mungkin belum banyak mendapat perhatian” pungkasnya. (ADV)
Penulis : Muhammad Izzatullah
Editor : Ikbal Nurkarim