TANJUNG REDEB, PORTALBERAU – Desa Tanjung Batu, yang berada di Kecamatan Pulau Derawan, menunjukkan kiprahnya sebagai salah satu desa wisata unggulan dengan berhasil menembus lima besar Lomba Desa Wisata Kalimantan Timur 2025.
Kini desa tersebut tengah bersiap untuk menjalani proses visitasi lapangan oleh tim penilai Provinsi Kaltim yang dijadwalkan pada 28 Juli 2025.
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Wisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau, Samsiah Nawir, menyebut capaian ini merupakan buah dari kerja kolaboratif seluruh elemen desa.
Mulai dari Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata), pemerintah desa, hingga pelaku UMKM dan masyarakat luas yang bersama-sama membangun potensi wisata secara berkelanjutan.
“Ini bukan hasil kerja satu pihak saja. Semua unsur masyarakat punya andil besar, dan ini menunjukkan bahwa wisata berbasis kolaborasi memang sangat mungkin untuk diwujudkan,” ujar Samsiah, baru-baru ini.
Ia menjelaskan, Lomba Desa Wisata Kaltim ini merupakan program rutin dari Pemprov Kalimantan Timur dan berbeda dari program nasional seperti Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI).
Penilaiannya tidak hanya terfokus pada Pokdarwis, melainkan juga mencakup sinergi antara desa dengan BUMK, organisasi sosial, hingga pengelolaan aset wisata bersama.
“Tahun ini fokusnya pada integrasi. Jadi bagaimana desa mampu membangun sistem wisata yang menyatu dengan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Tanjung Batu masuk klasifikasi desa maju, dan itu menjadi keunggulan tersendiri,” jelasnya.
Dalam tahap awal, seluruh peserta melakukan presentasi daring mengenai profil desa masing-masing.
Dari 10 peserta kabupaten/kota, dipilih lima terbaik yang akan masuk tahap visitasi langsung ke lapangan.
Tim juri nantinya akan melakukan verifikasi terhadap data yang dipaparkan dengan kenyataan di lapangan.
“Faktor yang dilihat antara lain fasilitas homestay, keberlanjutan usaha, atraksi budaya dan alam, serta bagaimana Pokdarwis mengelola dan mempromosikan seluruh potensi itu,” terang Samsiah.
Tanjung Batu dikenal memiliki kekayaan alam dan budaya yang unik. Kawasan mangrove, pesisir, hingga laut alami menjadi kekuatan alamiah desa ini.
Tak hanya itu, budaya lokal seperti tradisi Mag’ Lami-Lami dan Mag’ Jamu masih rutin dilestarikan setiap tahun dan menjadi bagian dari paket wisata budaya.
Produk lokal pun tak kalah menarik. Batik Sidayang khas Bajau, kopi Tanjung Batu, hingga berbagai cinderamata kini menjadi ciri khas yang memperkaya pengalaman wisatawan.
Bahkan, Pokdarwis setempat telah memiliki kas mandiri dari hasil usaha wisata, yang sebelumnya hanya bergantung pada pengelolaan mangrove.
“Fasilitas penunjang juga sangat memadai. Mereka sudah punya masjid, toilet umum, tempat kuliner, hingga Tourism Information Center (TIC),” kata Samsiah.
Ia pun optimistis, dengan bekal potensi dan persiapan yang matang, Tanjung Batu mampu meraih hasil terbaik dalam tahap akhir lomba. (ADV)
Penulis : Muhammad Izzatullah
Editor : Ikbal Nurkarim