TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Kampung Merasa, Kecamatan Kelay, Kabupaten Berau, tak hanya dikenal karena keindahan alamnya yang masih alami, tetapi juga karena peran aktif warganya dalam mengembangkan potensi wisata berbasis ekologi dan budaya.
Sejak ditetapkan sebagai desa wisata pada tahun 2018 melalui SK Bupati Berau, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bangen Tawai terus menggeliat membangun ekowisata yang lestari dan berkelanjutan.
Salah satu daya tarik utama Kampung Merasa adalah paket wisata menyusuri habitat orangutan di Pulau Orangutan. Pengunjung dapat menyaksikan langsung aktivitas primata endemik ini di pagi hari sekitar pukul 08.00 dan sore hari pukul 16.00.
“Paket wisatanya cukup lengkap. Setelah dari Pulau Orangutan, wisatawan juga diajak menyusuri Sungai Kelay, lalu menikmati panorama batu karst yang menjulang megah. Untuk satu paket perjalanan ini, kami tetapkan harga Rp700 ribu untuk empat orang,” ujar Sekretaris Pokdarwis Bangen Tawai, Bawasti, saat ditemui di sela kegiatan promosi wisata lokal.
Tak hanya menawarkan keindahan alam, Kampung Merasa juga memperkenalkan kekayaan rasa melalui produk lokal olahan kakao. Kerja sama yang dijalin Pokdarwis dengan para petani kakao di kampung tersebut membuka peluang baru untuk menjadikan wisata edukasi sebagai bagian dari perjalanan pengunjung.
“Kami juga mempromosikan olahan cokelat lokal kepada wisatawan yang datang. Jadi selain menikmati alam, mereka juga bisa mencicipi produk lokal dan melihat proses pengolahannya langsung dari kebun ke meja,” terangnya.
Mayoritas pengunjung yang datang ke Kampung Merasa berasal dari mancanegara, terutama yang tertarik pada ekowisata dan pelestarian satwa liar. Hal ini menjadi semangat tersendiri bagi Pokdarwis dan warga untuk terus menjaga kelestarian alam.
“Komitmen kami jelas, menjaga ekowisata yang ada bersama NGO yang mendampingi. Kami percaya, kalau alam dijaga, manfaatnya akan kembali ke masyarakat,” pungkas Bawasti.
Ia pun menambahkan bahwa potensi besar yang dimiliki Kampung Merasa ini didukung dengan keterlibatan aktif masyarakat, Sehingga, Kampung Merasa dapat menjadi contoh bagaimana wisata berbasis konservasi dan pemberdayaan lokal dapat berjalan seiring demi masa depan yang lebih lestari. (ADV)
Penulis : Muhammad Izzatullah
Editor : Ikbal Nurkarim