TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Komitmen pemerintah dalam mendukung pengembangan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal kembali dibuktikan dengan peresmian Sentra Tenun Sambaliung yang berlokasi di Kampung Sukan Tengah, Kecamatan Sambaliung, Selasa (20/5/2025).
Peresmian dilakukan oleh Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian RI, Reni Yanita, bersama Wakil Bupati Berau, Gamalis, mewakili Bupati Berau, Sri Juniarsih.
Sentra tenun ini menjadi bagian dari strategi nasional dalam membangkitkan sektor industri kecil dan menengah (IKM) yang terintegrasi dengan sektor pariwisata dan budaya lokal.
Dalam kesempatannya, Dirjen IKMA, Reni Yanita, menegaskan bahwa keberadaan sentra ini adalah bukti nyata komitmen pemerintah pusat dalam memperkuat ekosistem IKM daerah.
“Sentra ini telah dirancang sejak 2022 dan hari ini bisa kita resmikan. Ini merupakan bentuk keberlanjutan pembangunan sektor tenun di Berau,” ungkap Reni.
“Namun, sentra ini tidak akan berarti tanpa dukungan seluruh pihak, termasuk pelaku usaha dan pemerintah daerah, untuk mengalokasikan sebagian perhatian dan anggaran dalam menjaga keberlangsungan operasionalnya,” sambungnya.
Ia juga mencatat sejumlah catatan penting yang perlu segera dibenahi, seperti perlunya Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk mendukung proses produksi ramah lingkungan, serta dukungan penyediaan bahan baku seperti benang, agar tidak terjadi stagnasi meskipun SDM dan pasar telah berkembang.
“Kami mendorong agar kepala daerah mengajak pelaku usaha lokal memberikan kontribusi nyata. Sentra ini harus menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi, sekaligus menjadi bagian dari rantai pasok industri yang saling terhubung,” jelasnya.
Wakil Bupati Berau, Gamalis, mengapresiasi peresmian sentra ini sebagai momentum strategis dalam mendorong daya saing IKM tenun Berau, sekaligus memperkuat posisi daerah dalam peta industri kreatif nasional.
“Sentra tenun ini diharapkan bisa membangkitkan semangat dan kreativitas para perajin agar menghasilkan produk yang tidak hanya menarik secara visual, tapi juga berkualitas tinggi seperti produk nasional lain,” ujar Gamalis.
Ia juga menekankan pentingnya mendekatkan jarak antara perajin dan pasar, sehingga para pelaku IKM bisa memperoleh keuntungan maksimal, baik dari sisi ekonomi maupun penguatan identitas daerah.
“Kami berharap kebijakan pemerintah pusat dan provinsi dalam bidang ekonomi kreatif dapat terus bersinergi dengan potensi wisata dan budaya Berau, yang saat ini memiliki lebih dari 200 titik destinasi,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Berau, Eva Yunita, menjelaskan bahwa Sentra Tenun Sambaliung ditetapkan melalui SK Bupati Nomor 413 Tahun 2021.
Kata dia, selain di Sukan Tengah, terdapat juga sentra tenun di Tumbit Melayu dan Sei Bebanir Bangun. Total terdapat 37 perajin tenun aktif di tiga lokasi tersebut.
“Tahun 2022 dan 2024, kami mendapat alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) dari Kemenperin untuk pembangunan fisik. Namun masih ada beberapa hal yang perlu dibenahi seperti pengaspalan jalan, ruang terbuka hijau, hingga penyediaan kantin atau food court agar sentra ini juga menjadi daya tarik wisata,” jelasny.
Ia menyebut, pemerintah daerah juga mendapatkan DAK non-fisik untuk peningkatan SDM, pelatihan, dan pendampingan usaha yang berorientasi pada pasar.
Diakui Eva, salah satu inovasi yang dilakukan adalah pelatihan diversifikasi produk tenun menjadi tas berbahan kombinasi kulit dan rotan.
Eva berharap peresmian ini menjadi awal dari percepatan pembangunan industri kreatif lokal yang berkelanjutan, inklusif, dan mampu membuka lapangan kerja baru di Kabupaten Berau, sekaligus memperkuat identitas budaya melalui produk tenun khas daerah. (*/)
Penulis: Wahyudi
Editor: Dedy Warseto