TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Sektor pertambangan di Kabupaten Berau menjadi salah satu penyumbang pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di Kabupaten Berau. Khususnya, PT Berau Coal yang telah menyerap begitu banyak tenaga kerja lokal di “Bumi Batiwakkal”.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Berau, Zulkifli Azhari mengatakan bahwa, ketika bicara dampak sektor pertambangan, maka perlu berbicara terkait perkembangan SDM terlebih dahulu. Di Kabupaten Berau sendiri, di bawah tahun 2015 penyerapan tenaga kerja terbesar dilakukan oleh PT Kertas Nusantara (KN) namun, seiring berjalan waktu, banyak pekerja yang harus dirumahkan.
“Tahun 2015 muncul PT Berau Coal yang kembali menyerap tenaga kerja dan pengembangan SDM di Kabupaten Berau hingga sekarang,” ungkapnya saat ditemui di ruang kerjanya.
Dia mengakui jika peran perusahaan tambang di Berau cukup besar untuk membantu pembangunan daerah. Baik pengembangan SDM maupun untuk kemajuan UMKM.
“Saat ini ada sekitar 23ribu lebih tenaga kerja di PT Berau Coal dan mitra kerjanya. Selain itu ada 250an perusahaan yang juga bermitra dengan mereka. Jumlah ini cukup besar. Jika setengah dari jumlah itu memiliki keluarga seperti anak dan istri, bisa kita kalkulasikan berapa jiwa yang ikut hidup pada pertambangan,” ujarnya.
Dalam persoalan yang tengah ramai diperbincangkan saat ini, memang harus dipahami dan melihat dampak dari adanya sektor pertambangan. Tidak hanya dilihat dari sisi negatifnya. Akan tetapi, perlu dilihat dampak lain khusunya pergerakan perekonomian di Kabupaten Berau.
“Kita tidak memungkiri jika perusahaan wajib mentaati peraturan atau melaksanakan regulasi yang sudah menjadi kewajiban mereka. Namun, di sisi lain kita perlu melihat dampak lainnya jika memang perusahaan tidak beroperasi atau bahkan melakukan pengurangan tenaga kerja,” ujarnya.
Zulkifli mengapresiasi atas penyerapan tenaga kerja dan juga pengembangan SDM yang sudah cukup maksimal dilakukan oleh PT Berau Coal. Ia melihat jika PT Berau Coal dan mitra kerja terus mengupgrade SDM dengan memberikan pendidikan serta pelatihan untuk bisa bersaing di dunia kerja.
“Bukan hanya masyarakat yang terlibat secara formal, dalam hal ini para generasi muda yang menempuh pendidikan di Poltek saja diperhatikan. Dan masyarakat di lingkar tambang pun ada yang diberikan pelatihan untuk memiliki keahlian guna kemandirian mereka,” tambahnya.
Ia mengakui jika memang masih banyak hal yang harus dipikirkan terkait dampak operasi perusahaan jika tidak beroperasi. Diketahui banyak perusahaan kecil yang bermitra dengan mereka maupun dampak lain seperti pengusaha laundry, catering maupun lainnya yang biasa mendapat dampak dari adanya perusahaan tambang yang beroperasi.
“Yang jelas kita harus bisa bijak menyikapi ini dan melihat dampak-dampak lainnya. Tapi yang terpenting, jika memang perusahaan beroperasi, mereka harus atau wajib melaksanakan kewajiban atau regulasi yang sudah ada. Kita berharap yang terbaik untuk Berau,” pungkasnya. (*/)
Penulis: Muhammad Izzatullah
Editor: Dedy Warseto