TANJUNG REDEB, PORTALBERAU – Ramai di perbincangan baru-baru ini dengan adanya kabar duka terkait insiden di Pantai Drini, Jogjakarta, di mana 13 pelajar terseret arus laut akibat fenomena Rip Current atau arus balik yang kuat.
Rip Current merupakan arus balik ombak yang kuat dan berbahaya, yang memerlukan ketenangan saat menghadapinya serta pengawasan pantai yang optimal untuk mencegah risiko.
Fenomena ini menjadi peringatan bagi wisatawan akan bahaya tersembunyi yang sering tidak disadari di berbagai pantai, termasuk di Berau.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Berau, Nofian Hidayat, mengonfirmasi bahwa fenomena Rip Current juga ditemukan di beberapa pantai di Berau. Ia menggambarkan arus ini sebagai “jalur sungai” tak kasat mata yang dapat membahayakan pengunjung.
“Saya beberapa kali melihat Rip Current di pantai-pantai wisata di Berau. Meski karakteristiknya bisa berbeda, keberadaannya tetap memerlukan perhatian khusus,” ujarnya pada Jumat (7/2/25).
Menurut Nofian, lebar arus ini bervariasi antara 4 hingga 8 meter, dengan panjang mencapai 20 hingga 25 meter yang menjulur ke laut. Bagi orang awam, kondisi ini sangat berbahaya karena kekuatan arus dapat memicu kepanikan.
“Jika seseorang terjebak di dalam Rip Current dan langsung berusaha berenang ke pantai, itu akan sangat sulit karena dorongan arus yang kuat,” jelasnya.
Sebagai langkah edukasi bagi wisatawan, Nofian menekankan pentingnya tetap tenang saat menghadapi arus ini.
“Jangan panik jika terjebak dalam Rip Current. Jika langsung berenang ke tepi, tubuh akan cepat lelah dan semakin sulit keluar dari arus,” katanya.
Ia menyarankan agar korban mengikuti arus terlebih dahulu, kemudian berenang ke arah samping baik ke kiri atau kanan untuk keluar dari jalur Rip Current. Setelah itu, ombak akan membantu membawa tubuh kembali ke pantai.
“Kuncinya adalah tetap tenang, tidak melawan arus secara langsung, dan berenang ke samping hingga berhasil keluar dari jalur arus tersebut,” bebernya.
Selain edukasi kepada wisatawan, Nofian juga menekankan pentingnya peran pengelola wisata dalam menjaga keselamatan pengunjung. Ia mendorong pihak penginapan atau resort yang memiliki pantai terbuka untuk menyediakan penjaga pantai sebagai langkah antisipasi.
“Dengan adanya penjaga pantai, pemantauan wisatawan akan lebih efektif, terutama jika mereka menggunakan kursi tinggi untuk mengamati tanda-tanda Rip Current,” tegasnya.
Kesadaran akan bahaya Rip Current serta pemahaman mengenai langkah-langkah penyelamatan sangat penting bagi wisatawan yang gemar berkunjung ke pantai.
Dengan edukasi yang memadai dan pengawasan yang ketat, diharapkan insiden tragis seperti yang terjadi di Pantai Drini dapat dicegah.
“Kami berharap langkah-langkah ini dapat meningkatkan keselamatan wisatawan dan menjaga daya tarik wisata di Berau,” pungkasnya. (*/)
Penulis: Muhammad Izzatullah
Editor: Dedy Warseto