TANJUNG REDEB, PORTALBERAU – Rencana pembangunan Jembatan Kelay III di Kabupaten Berau sudah ada sejak 2012. Proyek ini kembali direncanakan pada 2023, namun hingga kini belum dapat terealisasi.
Kepala Bidang Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau, Benny Sepriady, menyebut kendala utama adalah anggaran yang belum tersedia.
“Belum dapat direalisasikan, dan terkait anggaran, pihak kami tidak bisa berkomentar banyak karena itu bukan ranah DPUPR,” ujarnya pada Jumat (15/11/2024).
Benny menjelaskan bahwa keputusan anggaran berada di tangan Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) dan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), sementara DPUPR hanya bertugas menangani aspek teknis.
Rencananya, Jembatan Kelay III yang menghubungkan Tanjung Redeb dengan Sambaliung ini baru akan dibangun pada 2026 melalui skema Multi Years Contract (MYC), mengingat panjang bentang jembatan mencapai lebih dari 200 meter.
“Pembangunan ini memerlukan anggaran multi tahun karena durasinya tidak bisa selesai dalam satu tahun,” tambah Benny.
Namun, hingga kini desain jembatan tersebut masih belum ditetapkan karena pihaknya masih menunggu laporan dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Jembatan Kelay III.
“Untuk desain, kami belum mendapat laporan terbaru. Pada 2012, desain awalnya menggunakan model Cable Stayed, namun anggaran pemeliharaannya tinggi, sehingga desain tersebut kemungkinan akan diubah,” jelasnya.
Benny mengungkapkan bahwa jembatan ini direncanakan menjadi ikon baru Berau yang tidak hanya fungsional tetapi juga menarik secara estetis.
Proyek ini diperkirakan menelan anggaran hingga Rp 250 miliar. Namun, proses pembangunan masih terkendala pembebasan lahan di wilayah Singkuang dan Limunjan.
“Pembebasan lahan menjadi salah satu tantangan terbesar dalam proyek ini, dan penyelesaiannya diperkirakan memerlukan waktu yang cukup panjang,” tutupnya. (*/)
Penulis: Muhammad Izzatullah
Editor: Ikbal Nurkarim