TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Kabupaten Berau kembali mengalami inflasi secara year on year (yoy) pada Oktober 2024 kemarin, yakni 3,54 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 107,32 persen.
Inflasi tersebut naik 0,16 persen dari sebelumnya 3,34 persen. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau jadi penyumbang utama inflasi pada Oktober lalu.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Berau, Supriyanto menerangkan , secara month to month (m-to-m) sebesar 0,61 persen dan secara year to date (y-to-d) sebesar 2,75 persen.
Jika dibandingkan dengan inflasi antar wilayah di Kalimantan Timur (Kaltim), Berau kembali menjadi yang tertinggi pada Oktober 2024. Selanjutnya, Samarinda 1,61 persen, Balikpapan 1,51 persen dan Penajam Paser Utara (PPU) dengan 0,85 persen.
“Inflasi terendah di Kaltim terjadi di PPU dengan angka 0,85 persen. Dan yang mengalami deflasi terdalam adalah Balikpapan, dengan penurunan 0,61 persen,” ungkapnya.
Ia memaparkan , inflasi di Provinsi Kaltim sebesar 1,75 persen, mengalami penurunan 0,16 persen. Secara umum kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi sebesar 7,66 persen dengan andil inflasi sebesar 2,15 persen dari angka inflasi bulan Oktober.
Kata dia, kelompok tersebut disusul oleh kelompok kesehatan yang mengalami inflasi sebesar 24,36 persen atau memiliki andil inflasi sebesar 0,62 persen.
Selanjutnya, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami inflasi sebesar 3,90 persen dan memiliki andil inflasi sebesar 0,27 persen.
“Tiga kelompok itu adalah penyumbang utama dalam andil inflasi yoy Oktober 2024,”ucapnya.
Sementara itu, secara m-to-m di Berau pada Oktober 2024, komoditas pendorong inflasi di antaranya, daging ayam ras, diisusul ikan layang, ikan tongkol, bayam, udang basah, kacang panjang, jagung manis, timun, ikan bandeng dan kopi bubuk.
Sedangkan komoditas penahan inflasi adalah kangkung, kentang, cabai merah, cabai rawit, semangka, wortel, kubis, nangka muda, pembalut wanita dan tempe.
Di sisi lain secara yoy, pendorong inflasi di Berau pada Oktober 2024 adalah ikan layang, tarif rumah sakit, beras, kopi bubuk, emas perhiasan, udang basah, sigaret kretek mesin (SKM), ikan tongkol, bayam dan ikan kembung.
Untuk penahan inflasi yoy, diurutan pertama yakni angkutan udara, disusul daging ayam ras, bensin, jagung manis, tempe, air kemasan, telepon seluler, sabun cair, cabai merah dan sabun mandi cair.
Dirinya menambahkan, terjadi penurunan IHK selama 7 bulan pertama di tahun 2024. Kemudian mengalami peningkatan pada bulan April, yang bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri 2024.
Selanjutnya, mengalami penurunan kembali pada bulan Mei hingga bulan Juli 2024 yang menjadi tingkat deflasi terdalam sebesar 0,71 persen.
“Sementara itu, pada bulan-bulan berikutnya terus mengalami peningkatan hingga Oktober tercatat inflasi sebesar 0,61 persen,” kuncinya. (*/)
Penulis : Wahyudi
Editor : Ikbal Nurkarim