PORTALBERAU, TANJUNG REDEB – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Berau sedang mengkaji terkait pasien sakit dan dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Abdul Rivai, Tanjung Redeb agar bisa mendapatkan hal pilihnya pada Pilkada Serentak 2024.
Hal itu disampaikan Ketua KPU Berau, Budi Harianto kepada wartawan, juga mengatakan bagi calon hak pilih mendapat rawat inap secara intensif di RSUD hingga lewat tanggal pencoblosan.
Maka KPU bakal cari manajemen rumah sakit setempat 7 hari sebelum pencoblosan agar membantu pendata hak pilih melalui Daftar Pemilih Tambahan (DPTb).
“Pasien yang dapat perawatan di rumah sakit pada tanggal 27 November nanti dan pihak rumah sakit tidak bisa memberikan kepastian data yang ada saat itu di rumah sakit kita akan bantu H-7 sebelum pencoblosan,” tuturnya
Namun misalnya jika berbicara momen pencoblosan Pilkada atau Pemilihan Presiden (Pilpres) beberapa waktu lalu dan periode sebelumnya.
Manajemen rumah sakit baru bisa memberikan data pasien calon hak pilih rata-rata H-3 kepada KPU Berau.
“Sementara kalau H-3 itu Daftar Pemilihan Tambahan sudah ditutup dipusat karena terkait dengan penyediaan logistik pemilu,” katanya.
“Karena kalau H-1 juga bagaimana kita menyediakan logistiknya,” tegasnya.
Sehingga lanjut Budi mengatakan dirinya telah menyusun skema bahwa rencana H-1 jelang momen pencoblosan saat Pilkada akan tetap datang mendata pasien di rumah sakit.
“Kami akan data. Dan ternyata misalkan Manajemen rumah sakit memberikan data 50 orang dan kami akan buatan TPS Khusus yang akan dibuka sampai jam 12 siang,” jelasnya.
Adapun properti kotak khusus pencoblosan bagi hak pilih di RS berupa kotak surat suara, paku, bolpoint, plastik hitam.
“Serta nanti KPU juga akan melibatkan Bawaslu untuk proses pengawasan dan memudahkan pasien coblos,” bebernya.
Meski begitu, pihaknya tidak bisa prediksi berapa pasien yang akan mendapat rawat intensif di RS tersebut saat 27 November nanti.
“Bukan KPU lupa atau tidak fasilitasi TPS khusus bagi calon hak pilih dari pasien di rumah sakit tetapi tidak ada data yang bisa jadi acuan sebagai daftar pemilih di rumah sakit,” jelasnya.
Di satu sisi sifat pelayanan rawat intensif rumah sakit dirinya menilai kian hari beranekaragam. “Kan mobile itu jumlah pasien yang masuk dan rawat inap dan rawat jalan, sehingga kita tidak bisa memastikan untuk jumlahnya,” tandasnya (*/)
Editor: Dedy Warseto