TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau ada sebanyak 35.740 anak usia 0-7 tahun di Kabupaten Berau ditarget mendapatkan vaksinasi polio tahap satu hingga 29 Juli 2024.
Seiring dengan ditemukannya kasus polio di sejumlah wilayah di Indonesia, Kepala Dinkes Berau, Lamlay Sarie menghimbau kepada masyarakat mewaspadai penyakit polio kembali datang.
Pasalnya telah ditemukan laporan kasus polio di sejumlah wilayah di Indonesia. Kata dia, adanya laporan kasus polio serta risiko penularan virus polio yang tinggi, membuat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggelar Pekan Imunisasi Nasional (PIN) khusus polio, tidak terkecuali di Kabupaten Berau.
“Untuk tahap pertama sudah dilakukan sejak tanggal 23 Juli lalu, targetnya selesai 29 Juli nanti,” ungkap Lamlay.
Dirinya menjelaskan, pemberian imunisasi pada PIN Polio sangat penting untuk mencegah virus polio yang dapat mengakibatkan kelumpuhan permanen, terutama pada anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi polio lengkap.
Sasaran PIN Polio adalah anak usia 0 hingga 7 tahun tanpa memandang status imunisasi sebelumnya. Selanjutnya, Polio sendiri dapat dicegah dengan imunisasi polio lengkap.
Imunisasi polio lengkap yang telah dimasukkan ke dalam program nasional terdiri dari dua jenis vaksin, yaitu vaksin polio yang diberikan secara tetes dan vaksin polio dengan suntikan.
“Kami telah melakukan pemerataan vaksinasi polio di 13 kecamatan yang ada. Alhamdulillah di Berau belum ada kasus polio,” bebernya.
Ia menyebut, anak-anak yang berisiko tertular polio adalah mereka yang tidak mendapatkan imunisasi polio lengkap, tinggal di lingkungan sanitasi buruk dan tidak menerapkan pola hidup bersih dan sehat di lingkungannya. Karena dampaknya akan dirasakan kelumpuhan mendadak, cacat seumur hidup hingga kematian anak.
“Jika anak mengalami gejala sakit tenggorokan, demam, mual, kelelahan, sakit kepala kekakuan leher dan nyeri anggota badan itu perlu diwaspadai dan segera diperiksakan ke fasyankes terdekat,” jelasnya.
Menurutnya, imunisasi polio lengkap adalah upaya pencegahan paling efektif dalam mencegah polio serta memembuat kekebalan tubuh optimal terhadap virus polio dan terhindar dari kelumpuhan seumur hidup.
“Polio tidak bisa diobati, namun bisa dicegah dengan imunisasi tetes manis polio,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Berau, Garna menambahkan, setelah vaksinasi tahap pertama dilakukan, selanjutnya akan dilakukan sweeping selama lima hari.
Kemudian akan dilanjutkan vaksinasi kedua pada 13-17 Agustus atau 14 hari setelah vaksinasi pertama.
“Sejauh ini vaksinasi berjalan dengan lancar. Dan rata-rata per hari 5 ribu anak telah divaksin polio. Tapi ada juga pusat kesehatan masyarakat (PKM) yang belum melapor karena bertugas di daerah pedalaman,” paparnya.
Adapun vaksinasi dilakukan di Posyandu atau PKM, maupun jemput bola ke sekolah-sekolah. Pada hari pertama capaian vaksinasi dibeberkannya cukup tinggi, yaitu mencapai 80 persen per PKM.
“Diharapkan bagi masyarakat yang punya bayi atau balita untuk dibawa ke Posyandu guna mendapatkan vaksin polio,” tandasnya. (*/)
Penulis : Wahyudi
Editor : Ikbal Nurkarim