PORTALBERAU, – Ketua Dewan Pembina Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar Idrus Marham mengklaim Koalisi Indonesia Maju (KIM) akan melawan kotak kosong dalam Pilkada Sumatera Utara (Sumut) dan Pilkada Kalimatan Timur (Kaltim) 2024.
Menurut Idrus, skenario kotak kosong merupakan bagian dari akibat komunikasi politik yang dilakukan oleh koalisi pendukung Prabowo Subianto tersebut.
“Sebagai akibat daripada komunikasi politik yang dilakukan di KIM, maka ada beberapa format koalisi atau paslon yang diusung di pilkada ini. Yang pertama adalah ada beberapa daerah yang diproyeksikan calon dari KIM itu lawannya kotak kosong, ya lawannya kotak kosong,” ujar Idrus dalam jumpa pers di Senayan, Jakarta, Kamis (1/8/2024).
“Salah satu di antaranya misalkan adalah kemungkinan Kalimantan Timur, misalkan. Kemudian juga mungkin Sumatera Utara juga berkembang dan lain-lain sebagainya. Ini kan ini lawan kotak kosong,” sambungnya.
Idrus menjelaskan, koalisi Prabowo juga memproyeksikan ‘all KIM final’ di pilkada sejumlah daerah.
Di mana, kata dia, calon yang bertarung di suatu daerah diisi oleh partai sesama KIM.
Idrus memberi contoh Pilkada Banten, yang mana Golkar mengusung Airin Rachmi Diany, sedangkan partai KIM lainnya mendukung Andra Soni-Dimyati Natakusumah.
Dengan skenario seperti itu, maka ujung-ujungnya yang menang adalah calon dari KIM, meski mereka sempat berhadapan dulu.
“Ada juga daerah-daerah yang diproyeksikan ya all KIM final. Ya misalkan daerah Banten misalkan. Ya di situ juga semua KIM di situ. Jadi ada calon yang dimotori oleh teman-teman dari Gerindra satu sisi, dan juga ada calon yang dimotori oleh dari teman-teman dari Partai Golkar.
Jadi ini dua-duanya dari KIM. Artinya siapapun yang menang adalah KIM. Nah ini yang saya kira yang harus kita-kita lihat,” tutur Idrus.
Skenario selanjutnya, menurut Idrus, adalah pembentukan KIM “Plus”. KIM bakal mengajak partai rival untuk ikut mendukung calon pilihan mereka di beberapa daerah.
Dia menyebut KIM ‘Plus’ kemungkinan terjadi di Pilkada DKI Jakarta, Jawa Barat (Jabar), dan Jawa Tengah (Jateng).
Namun, Idrus menegaskan, pasti tetap ada partai yang tidak bergabung ke KIM ‘Plus’ ini, sehingga mereka tetap harus berjuang.
“Tetapi saya melihat ya apa yang disampaikan oleh Mas Dasco itu adalah merupakan pencerminan ya dari konstruksi berpikir yang dibangun oleh Presiden terpilih yang mengajak kepada seluruh partai-partai politik untuk bersama-sama di dalam pemerintahan untuk membangun Indonesia, dengan pertimbangan pemahaman bahwa demokrasi Indonesia memiliki ciri karakter sendiri yang berbeda dengan demokrasi di negara-negara lain,” paparnya.
Diketahui, KIM telah mendukung menantu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Bobby Nasution untuk maju di Pilkada Sumut 2024.
Sejauh ini, kompetitor di Sumut yang mencuat adalah Edy Rahmayadi, meski belum ada partai yang mendukung Edy.
Lalu, di Kaltim, sejumlah partai KIM telah mendukung Rudy Mas’ud-Seno Aji. Meski begitu, Ketua DPP PDI-P Djarot Saiful Hidayat mengakui PDI-P tengah membangun komunikasi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk Pilkada Sumatera Utara (Sumut) 2024.
Djarot mengatakan, PDI-P berkomunikasi dengan partai politik yang belum mendukung wali kota Medan Bobby Nasution untuk maju sebagai calon gubernur Sumatera Utara.
Menurutnya, lebih baik jika seorang calon tidak melawan kotak kosong.
“Ada kan (partai yang belum mendukung Bobby)? PKS. Kemarin DPD PDI Perjuangan silaturahmi berkomunikasi dengan PKS karena PKS sudah dua kali ke kantor DPD, kemudian kita juga membangun komunikasi dengan tokoh-tokoh masyarakat,” kata Djarot di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (11/7/2024). (*)