PORTALBERAU, TANJUNG REDEB -Jam digital berwarna hitam di pergelangan tangan sebelah kiri milik Diva menunjukkan pukul 08.43 Wita.
Masih tergolong pagi. Tapi ia sudah berdandan rapi. Kemeja berwarna merah hati dipadukan rompi hitam kekinian dan jilbab segi empat dengan warna krem, membuat tampilannya modis.
Untuk menunjang fashion-nya, ia memilih tas berwarna senada dengan jilbabnya. Dilengkapi lanyard yang menggantung rapi di lehernya.
Meski begitu, penampilannya tidak bertentangan dengan usia anak muda. Dini Diva Aprilia, begitu nama lengkapnya. Gadis kelahiran Samarinda, 13 April 2005 ini sudah bersiap melakukan rutinitas hariannya sebagai seorang jurnalis di salah satu media online cukup ternama di Bumi Batiwakkal.
Setiap pagi, Diva, sapaan akrabnya, meliput kegiatan-kegiatan yang dilakukan Pemkab Berau hingga kegiatan nonpemerintahan yang ditugaskan pimpinan redaksinya. Dari pekerjaannya sebagai jurnalis, tentu Diva memiliki relasi dan wawasan yang cukup luas.
Setelah menyelesaikan liputan, gadis yang tercatat sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas Terbuka (UT) ini, kembali ke kantor untuk menyusun narasi berita dari liputan terkininya. Di ruangan sejuk bernuansa biru muda berukuran kurang lebih 3X4 meter itu, Diva menjalankan pekerjaannya dengan tenang.
Sesekali ia mengecek media sosial agar tidak terlalu pegal. Jari jemarinya tampak lentik saat mengetik di papan ketik komputer dihadapannya. Begitu berita selesai dikirim ke dapur redaksi, Diva kembali menyenderkan kepalanya pada kursi di belakang meja kerjanya. Melanjutkan berselancar di media sosial.
Saat bermain media sosial itu, tanpa sengaja ia menemukan postingan dari akun Instagram milik Asosiasi Duta Wisata Berau (ADWB). Postingan sekaligus iklan pendaftaran pemilihan Duta Wisata Duta Budaya dan Putri Pariwisata Berau 2024, itu menarik perhatiannya.
Meski tertarik, namun ia merasa tak percaya diri untuk mengikuti ajang bergengsi itu. Di saat bersamaan, seorang teman yang lebih dulu melihat pengumuman pendaftaran di akun Instagram ADWB, justru mendorong Diva untuk mendaftar sebagai Duta Wisata.
Mereka menilai Diva mampu untuk itu. Dorongan teman-teman terdekat akhirnya membuat rasa percaya diri gadis berdarah Manado ini semakin tinggi. Ia memutuskan mendaftarkan diri sebagai peserta calon Duta Wisata melalui pendaftaran daring (online).
Namun saat itu justru ia lulus sebagai calon Duta Budaya.Setelah menyerahkan segala persyaratan dan dianggap memenuhi kualifikasi untuk mengikuti pemilihan Duta Budaya, anak bungsu dari Frets Makapedua dan Astutik ini kemudian mengikuti seleksi tertulis serta wawancara yang dilakukan pada 19 Februari hingga 19 April 2024 lalu, di Gedung RPJMD Bapelitbang Berau.
Ia juga menjalani proses prakarantina sebelum akhirnya unjuk bakat dan karantina di Hotel SM Tower, Jalan Teuku Umar, Tanjung Redeb. Alumni SMKN 1 Berau ini kemudian mengikuti proses demi proses yang dilakukan panitia pemilihan Duta Budaya.
Banyak hal yang diberikan kepada peserta, termasuk bimbingan teknis serta edukasi terkait kebudayaan Berau yang nantinya akan menjadi tugas bagi Duta Budaya terpilih untuk memperkenalkannya pada generasi muda.
“Selama mengikuti proses pembekalan, banyak sekali ilmu yang saya dapatkan. Mulai dari materi tentang kebudayaan, pariwisata, pelatihan etika, public speaking, beauty class, sosialisasi hingga kunjungan ke beberapa tempat yang berkaitan dengan kegiatan ini,” ungkap gadis yang memiliki senyum manis itu.
Selain mendapat banyak ilmu baru, Diva yang hobi berolahraga ini juga amat senang, karena selama mengikuti proses pemilihan Duta Budaya, ia mendapat banyak kawan baru. Total ada 24 finalis putra dan putri yang menjadi teman barunya selama beberapa bulan terakhir.
“Kami berkompetisi tapi tidak merasa seperti berkompetisi. Karena kami saling mendukung satu sama lain, tidak ada persaingan. Semuanya menampilkan potensi terbaik,” tambahnya.
Atas segala upaya dan doa dari orang-orang terdekatnya, Sabtu, 11 Mei 2024, Diva berhasil menyabet juara I sebagai Duta Budaya serta berhak mengenakan mahkota Duta Budaya. Tugas baru resmi diemban.
Dengan terpilihnya gadis bersuara merdu ini sebagai Duta Budaya, tentu memberikan amanah dan tanggungjawab untuk memperkenalkan beragam kebudayaan kepada generasinya. Tak serta merta menerima gelar sebagai Duta Budaya, Diva justru menganggap hal itu sebagai amanah yang harus benar-benar dijalankan.
Termasuk memperkenalkan kebudayaan dari tiga suku asli Bumi Batiwakkal, yaitu Bajau, Banua, Dayak. Selain ketiga suku asli, ada juga tiga pilar kebudayaan Berau yang perlu ia sampaikan pada seluruh Gen Z, yaitu pedalaman, pesisir dan keraton.
“Saya akan terus belajar mengenal kebudayaan yang ada di Berau dan mengajak generasi muda untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan lokal masing-masing,” tuturnya lembut.
Gadis yang senang memasak ini juga menyebut akan terus mengajak seluruh generasi muda Berau untuk mencintai kebudayaan lokal agar tidak pudar seiring dengan semakin kuatnya arus globalisasi dan modernisasi saat ini.
Terlebih dengan pekerjaannya sebagai seorang jurnalis, ia yakin dapat menjalankan tugas baru tersebut dengan lebih mudah. Ada relevansi antara pekerjaan dengan gelar barunya sebagai Duta Budaya.
“Juara itu hanya bonus, karena yang paling terpenting setelah ini adalah bagaimana saya dapat menjalankan amanah sebagai Duta Budaya. Bagaimana saya bisa menjadi duta yang berhasil mengajak generasi muda lebih mencintai kebudayaannya. Ini baru langkah awal, karena yang sesungguhnya itu akan saya buktikan setelah ini. Dan pesan saya untuk generasi muda yang lain, ketika kita berani mencoba maka hanya 50 persen kesempatan kita untuk gagal, jika kita tak mau mencoba maka 100 persen kita pasti gagal,” tutup Diva sambil tersenyum. (mrt)