PORTALBERAU, TANJUNG REDEB – Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, dianggap tidak transparan dan terkesan menutup-nutupi kasus difteri yang sampai merenggut 3 nyawa di Kabupaten Berau.
Padahal, difteri merupakan penyakit menular yang sangat berbahaya dan sangat cepat penularannya dari satu manusia ke manusia lainnya, terlebih penularan terhadap usia anak.
Saat dikonfirmasi Portal Berau Online terkait hal itu, Kepala Dinkes Berau, Lamlay Sarie menampik tudingan tersebut.Dijelaskannya, saat terjadi kasus kematian tersebut, pihaknya belum menerima hasil resmi pemeriksaan pasien bersangkutan dari laboratorium pusat.
“Jadi hasil pemeriksaan itu keluarnya setelah dua minggu pasien meninggal, maka kami tidak bisa memberikan pernyataan bahwa pasien ini meninggal karena positif difteri. Memang waktu itu sempat ditanyakan wartawan apakah meninggal karena difteri, tapi kami tidak bisa memastikan sebelum keluar hasilnya. Nah, setelah hasil keluar, tidak ada teman-teman wartawan yang menanyakan kembali,” ujarnya, di dampingi Kepala Bidang P2P Dinkes Berau, Garna Sudarsono.
Selain karena belum menerima hasil pemeriksaan laboratorium, pihaknya juga menyebut tidak ingin menimbulkan kehebohan serta kepanikan di masyarakat.
“Semua keluarga pasien yang meninggal dunia karena positif difteri, ini menolak untuk dipublikasikan. Mereka bahkan ada yang tidak terima bahwa anak mereka meninggal karena difteri. Jadi kami pun berusaha untuk tidak membuat hal ini menjadi semakin heboh, hanya saja keluarga pasien yang menganggap ini sebagai aib,” jelasnya.
Namun, pihaknya akhirnya membuka data terkait kasus kematian tiga orang di Bumi Batiwakkal akibat difteri, sebab hal tersebut wajib dilakukan guna meningkatkan antisipasi masyarakat terhadap penyakit tersebut.
“Bagaimanapun kami harus tetap memberitahukan ke masyarakat bahaya penyakit difteri. Apalagi ini penyakit menular. Jadi sebenarnya bukan niat kami menutup-nutupi hal ini,” pungkasnya.
Reporter : Marta
Editor : Dedy Warseto