TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Kepala Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Berau, Muhammad Muklis menyampaikan bahwa hingga perawal Tahun 2024 ini pihaknya sudah tidak lagi mendistribusikan Minyak Goreng (Migor) merek Minyakita. Pasalnya, biaya atau ongkos angkut minyak tersebut tidak hanya mahal, tapi juga jauh.
Muklis menyebutkan bahwa, Minyakita merupakan Migor merek dagang yang dimiliki Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk didistribusikan ke seluruh Indonesia melalui Bulog. Di mana saat itu diklaim menjadi solusi atas tingginya harga minyak goreng.
Dikatakannya, tahun 2023 lalu menjadi tahun terakhir pihaknya menyalurkan Migor merk tersebut. Adapun sebanyak 100 Ribu liter Minyakita yang berhasil terjual sepanjang tahun lalu.
“Cukup banyak peminatnya ditengah harga jual dipasaran yang bersaing,” ungkap Muklis.
Lanjutnya, penyebab tidak lagi didistribusikan Migor merk tersebut di Berau tersebut diakuinya karena hal-hal. Kata dia, biaya angkut yang tinggi ke Berau. Terlebih, suppliernya juga lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan di daerahnya terlebih dahulu.
“Dari kami sebenarnya siap saja, tapi dari suplier terkendala biaya angkutan yang tinggi dan lebih diutamakan memenuhi kebutuhan di daerahnya dulu,” bebernya.
Muklis menuturkan, Tahun 2024 pihaknya akan menjual merek lain untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng di Berau.
Selain itu, pihaknya telah mengusulkan sebanyak 40 Ribu Liter untuk disalurkan di Berau. Selanjutnya juga pihaknya akan kembali mengajukan tambahan sebanyak 25 Ribu Liter. Dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp 15-16 Ribu per liternya. Berbeda dengan Minyakita yang hanya Rp 14 ribu per liter.
“Penggantinya kami berencana akan menjual merek Riski, harganya sekitar Rp 15-16 ribu per liter dalam kemasan botol,” tandasnya. (Yud/Ded)