TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah secara virtual. Kegiatan tersebut diikuti Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas secara daring dengan didampingi Jajaran Forkopimda Berau dan instansi terkait di ruang telecoference Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Berau, Rabu (3/1/24).
Kegiatan ini dilaksanakan untuk membahas mengenai perkembangan inflasi yang ada di setiap daerah. Termasuk beberapa faktor penyebab inflasi ini. Sekaligus upaya yang dilakukan pemerintah daerah dalam mengendalikan laju inflasi. Rakor ini juga sebagai bentuk evaluasi perkembangan inflasi pasca libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Dalam kesempatannya, Kepala BPS Berau, Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan bahwa angka inflasi berdasarkan year on year pada Bulan Desember 2022 ke Desember 2023 ada di angka 2,61 persen. Sedangkan untuk data mounth to mounth pada bulan November 2023 ke 2023 sebesar 0,41 persen.
“Angka mounth to mounth ini merupakan angka terendah selama 20 tahun terakhir jika dibandingkan pada Bulan di tahun-tahun sebelumnya,” ungkapnya.
Sementara itu diakui Amalia, untuk faktor penyebab inflasi tertinggi diantaranya terjadi terhadap sektor atau komoditas makanan, dan tembakau, transportasi, rekreasi, olahraga dan budaya, perawatan pribadi dan jasa lainnya.
“Komoditas yang dominan memberikan pada inflasi yaitu beras, cabai merah, cabai rawit, bawang putih dan ayam ras. Ini terlihat dan dirasakan oleh masyarakat saat sebelum Nataru,” tandasnya.
Ditemui terpisah, Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas menyampaikan, beberapa arahan yang dalam rakor tersebut akan menjadi catatan untuk segera ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah.
“Tadi sudah disebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi laju inflasi. Ini menjadi perhatian kita bersama. Kita bersama dengan pihak lainnya akan menindaklanjuti hal tersebut untuk menekan inflasi agar tidak terlalu memberatkan masyarakat kita,” pungkasnya. (Yud/Ded)