“Aksesori manik atau beads, nampaknya kembali populer di kalangan anak muda. Selain murah meriah, aksesori ini juga tidak kalah cantik dan unik dari perhiasan lain seperti titanium. Cara membuatnya pun terbilang mudah. Kini bukan hanya dikoleksi, tapi sudah mulai bisa menjadi sumber penghasilan yang cukup menjanjikan”
MARTA, TANJUNG REDEB
Bermula dari hobinya mengkoleksi aksesori seperti gelang, kalung, dan cincin yang terbuat dari manik-manik atau beads, Amnil Izza berinisiatif menjadikan hobinya sebagai salah satu bisnis kreatif untuk menghasilkan tambahan ‘cuan’.
Tidak perlu modal yang besar, hanya kreativitas serta waktu luang yang dibutuhkan untuk meronce alias merangkai manik-manik menjadi perhiasan lucu nan menggemaskan. Dengan berbagai macam pilihan warna serta motif yang menggemaskan, aksesori manik bisa membuat ‘look’ menjadi lebih fashionable.
Amnil Izza, perempuan kelahiran 27 tahun silam ini, sudah menggemari aksesori manik sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Secara otodidak, ia menekuni kerajinan tangan ini untuk pemakaian pribadi. Mulai dari cincin, gelang hingga kalung dan tas, mampu dirangkainya dengan cekatan, hanya dengan bermodalkan utasan tali serta manik warna-warni.
Awalnya, anak sulung dari dua bersaudara ini tidak berpikir untuk menjual hasil karya tangannya. Ia hanya meronce untuk digunakan sendiri. Namun lama kelamaan, beberapa teman dekat dan keluarga, mulai melirik hasil karya tangannya. Alhasil, beberapa diantaranya mulai memesan untuk dibuatkan aksesori sesuai keinginan mereka. Baik model maupun warnanya.
“Cuma sekedar hobi. Karena saya suka aksesori yang lucu dan unik. Membuatnya juga belajar otodidak dan masih sering mencari referensi model baru di youtube. Saya sudah kenal meronce manik ini sejak masih SD, tapi mulai aktif membuat lagi itu sejak tahun kemarin,” kata perempuan bertubuh tinggi tersebut.
Di awal tahun 2023, Izza, sapaan akrabnya, mulai memberanikan diri untuk menyetok beberapa aksesori, yang kemudian sengaja ia promosikan dari teman ke teman. Tidak di sangka, peminat aksesori manik cukup banyak. Ia mulai memasarkan hasil karyanya dengan harga mulai dari Rp 5.000-an per item. Harga yang cukup terjangkau untuk semua kalangan, mulai dari anak sekolah hingga ibu rumah tangga.
Untuk lebih meningkatkan penjualannya, Izza kemudian mulai berpikir mempromosikan hasil karyanya di sosial media. Dan, seperti gayung bersambut, Izza bertemu seorang teman yang juga menekuni dunia perhiasan, meski bukan terbuat dari manik-manik, namun akhirnya Izza berkolaborasi bersama temannya, Renata.
Melalui akun media sosial yang lebih dulu digarap Renata, keduanya bersepakat untuk bekerjasama mempromosikan aksesori manik-manik buatannya. Dengan bantuan promosi dari sosial media, Izza mengaku semakin banyak yang mengenal dan berminat menggunakan aksesoris manik.
Bahkan, Izza dan Renata berinisiatif mengadakan workshop pembuatan aksesori manik atau workshop meronce, yang juga cukup banyak diminati. Terbukti dengan partisipasi peserta pada workshop meronce yang dilakukan Izza dan Renata pada Minggu (3/12/2023) lalu. Sebanyak 16 peserta yang terdiri dari pelajar, mahasiswa hingga ibu rumah tangga, sangar bersemangat mengikuti workshop meronce.
Izza punya harapan agar aksesori manik bisa menjadi alternatif bisnis kreatif bagi kalangan anak muda, khususnya di Bumi Batiwakkal.
“Kemarin itu enggak menyangka kalau peminat workshop meronce ini cukup banyak, bahkan jumlah pesertanya itu sudah dibatasi. Karena takut enggak ter-cover semua. Ternyata banyak yang punya minat dan hasil buatan peserta kemarin juga bagus-bagus semua. Semoga ke depannya ini bisa jadi ide kreatif buat anak muda Berau untuk mengisi waktu luang ataupun menjadikan bisnis sampingan menambah penghasilan,” harapnya.
Renata, yang juga rekan duet Izza dalam menjalankan usaha kreatif ini, mengaku sangat senang bisa mengumpulkan banyak peserta yang sama-sama punya ketertarikan dalam meronce manik menjadi aksesori.
“Workshop meronce seperti ini sebenarnya sudah banyak banget terlaksana di kota-kota luar, sempat ragu sih mau buat workshop ini. Tapi Alhamdulillah bisa juga terlaksana,” tuturnya.
Ia pun mengaku tidak mengambil untung dalam pelaksanaan workshop meronce yang dilakukan bersama Izza, kegiatan itu semata-mata dilakukan untuk membuka pasaran aksesori manik agar lebih luas dan semakin dikenal banyak orang, terutama kalangan muda.
“Sebenarnya sudah dari tahun 2021 mulai jualan. Tapi sering on-off jualannya karena masih mencari pasar. Dan Alhamdulillah-nya kemarin banyak banget yang daftar, sampai tutup slot karena takutnya ga bisa ke-handle semuanya. Semoga setelah workshop kemarin, pasaran aksesori manik jadi semakin banyak dan diminati,” tutupnya. (Mrt/Ded)