TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Anggota Komisi II DPRD Berau, Darlena menyoroto terkait adanya kabar jika olahan trasi asal kampung Buyung-buyung yang diklaim oleh pihak luar. Hal tersebut diakui Darlena akan memberikan dampak yang sangat merugikan masyarakat dari segi ekonomi.
Darlena mengatakan, jika kondisi ini tidak bisa dibiarkan berlarut terlalu lama. Pemerintah Daerah (Pemda) Harus beritindak, jangan sampai hasil olahan asli dari masyarakat Berau diklaim oleh pihak luar.
“Pemerintah harus bergerak, harus ada pembinaan agar ini bisa menjadi produk yang sudah siap jual dengan label dan kemasan yang baik sehingga punya nilai jual yang tinggi,” ungkapnya kepada media.
Darlena menambahkan, jika Pemda harus menghidupkan segala potensi yang ada di setiap kampung seperti di Kampung Buyung-buyung yang mengolah terasi. Pengelolaan yang baik dan terakomodir dinilai bisa meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Untuk Kampung Buyung-buyung itu bisa menghasilkan 30 Ton dalam 6 bulan, ini harusnya menjadi perhatian karena ini merupakan kemandirian juga bagi masyarakat kita,” ujarnya.
Terasi yang dikemas dengan baik, seperti kemasan botol atau kemasan per pack dijual seharga Rp 25 ribu, jelas akan menjadi keuntungan dua kali lipat.
“Ini belum pernah diinovasi dan diciptakan oleh suatu daerah dan kita harus bergerak cepat,” tuturnya.
Darlena menyebut, bila suatu daerah mampu menciptakan peluang yang berasal dari potensi hasil kampung, tentu akan menjadikan potensi pertumbuhan ekonomi pada masyarakat sehingga menjadi lebih sejahtera dan mandiri.
Dirinya pun berharap agar nantinya Pemerintah Daerah segera merealisasikan dengan pengadaan pembangunan pabrik terasi di Kampung Buyung-buyung serta produksi kemasan terasi.
“Perlu adanya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) serta didukung dengan peralatan yang mempuni karena kita punya lahan dan bahan bakunya, jadi masyarakat tidak hanya megolah secara rumahan saja,” Tutupnya. (Adv/Ded)