TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Komitmen memajukan sektor pertanian di Kabupaten Berau, Anggota Komisi III DPRD Berau, Sakirman memiliki program rutin setiap tahun berupa studi banding untuk para petani ke luar daerah guna belajar, tiru dan modifikasi konsep pertanian dalam rangka meningkatkan wawasan, ilmu pengetahuan seputar pertanian.
Adapun setiap tahun sekira 15 orang yang diberangkatkan Sakirman, baik pada sektor pertanian, perikanan dan peternakan. Sejauh ini sudah terlaksana sebanyak 4 kali. Bahkan, dirinya berencana akan memberangkatkan penyuluh pertanian juga. Itu berdasarkan usulan reses yang diterimanya di daerah pilihan (Dapil) 4.
“Hal ini saya lakukan agar para penyuluh dan petani ini bisa saling terhubung sehingga apa yang diinginkan untuk kemajuan sektor pertanian bisa dicapai. Saya ingin memotivasi mereka agar petani kita melek dan melihat kondisi pertanian diluar. Entah study, tiru lalu dimodifikasi atau seperti,” ungkap Sakirman, Jumat (27/10/23).
Lanjutnya, yang menjadi fokusnya yakni, meningkatkan hasil produksi pertanian. Seperti petani padi di Berau sejauh ini hanya mampu memproduksi sebanyak 3-4 ton per hektare. Tapi berbeda dengan di daerah Jawa yang mampu menghasilkan hingga 13 ton per hektare. Itulah yang menjadi perhatiannya untuk dapat ditiru para petani di Berau.
“Karena disini baru 3-4 ton produksinya, tapi di jawa bisa sampai 13 ton dalam satu hekatare. Mereka bisa tentu kita juga bisa” tegasnya.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut mengatakan, apalagi, para petani di Berau merupakan orang transmigrasi yang telah memiliki lahan seluas 2 hektare dari pemerintah. Yang mana dianggap mampu untuk bertani dan produksinya didorong untuk terus ditingkatkan.
Sakirman berkeinginan untuk membuat program pendekatan kepada para petani yang dibungkus dalam sebuah rembug di lokasi persawahan atau perkebunan. Yang ia harapkan para petani bisa lebih terbuka saat diskusi.
“Yang penting kita bisa menangkap apa persolannya utama sektor pertanian di Berau ini,” ucapnya.
Dirinya menambahkan, saat ini Kampung Buyung-buyung dipilih menjadi pilot projek pengadaan peralatan penunjang pertanian. Yang diharapkan rampung tahun depan. Termasuk pengadaan drone untuk memudahkan pemupukan jika diizinkan.
“Beberapa inovasi akan kita lakukan di Kampung Buyung-buyung. Ini yang yang kita rencakan kedepannya,” tandasnya. (Yud/Adv/Ded)