SAMBALIUNG, PORTALBERAU- Setelah hilang kurang lebih selama tiga hari, akhirnya bocah 8 Tahun ditemukan oleh tim SAR gabungan sejauh tiga kilometer kearah hilir dari lokasi korban hilang pertama kali dalam keadaan meninggal dunia.
Melalui sambungan telepon, Kapolsek Sambaliung, IPTU Iwan Purwanto menerangkan hari ketiga pencarian, pihaknya dengan tim gabungan lainnya melakukan pencarian kembali dengan menyisir wilayah hilir sungai Kelay.
“Sekira Pukul 07.00 WITA kami berhasil menemukan tubuh korban yang tersangka di ranting pohon yang berjarak 2 Kilometer lebih dari titik lokasi hilang korban,” ungkap IPTU Iwan, Selasa (5/9/23).
Kemudian tim gabungan melakukan evakuasi jasad korban dengan menggunakan satu unit speedboat dan selanjutnya langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Rivai.
“Jasad korban sudah kita bawa ke rumah sakit untuk selanjutnya jenazah kita kembalikan ke rumah keluarga korban,” tuturnya.
IPTU Iwan mengakui, saat mengantarkan jenazah ke rumah korban pihaknya tidak diperkenankan ambulance untuk melewati jembatan Sambaliung. Padahal rumah korban ada di Sambaliung.
“Terlalu memakan waktu jika memutuskan memutar menggunakan LCT. Jadi kami menggunakan tandu kemudian dijemput ambulan dari sisi Sambaliung,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Berau, Novian Hidayat menyebutkan, saat jenazah korban ditemukan, kondisi tubuh dalam keadaan utuh dan tidak ada tanda-tanda adanya luka.
“Total waktu pencarian tim gabungan sekira 45 Jam dari waktu korban menghilang,” ujarnya.
Tidak lupa Novian mengucapkan terimakasih kepada tim gabungan yang Ikut bekerjasama melakukan pencarian diantaranya BPBD, Basarnas, TNI-POLRI, Pemerintah Kampung dan masyarakat sekitar.
“Saya berterimakasih kepada pihak-pihak yang bekerj keras hingga korban ditemukan. Semoga sinergi ini terus meningkat dan terus kompak,” tandasnya.
Selain itu, terkait ambulan yang tidak bisa melintasi jembatan Sambaliung, Ketua PPK DPURPR Kaltim, I Nyoman Swardika, menyampaikan permohonan maaf atas apa yang terjadi.
“Dikarenakan baru dua hari kemarin kami melakukan pengecoran bagian perkuatan jembatan P1 dan P2, dimana p1 dan p2 merupakan tumpuan dan menerima beban langsung,” terangnya.
Dijelaskannya, kondisi beton juga dalam keadaan belum kering dan jika menerima beban berlebih dikhawatirkan akan terjadi keretakan di bagian tersebut.
“Kami sudah menyiapkan 24 Jam pelayanan LCT, terlebih untuk kondisi darurat sudah tentu menjadi prioritas,” pungkasnya. (Yud/Ded)