TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Upaya Meningkatkan Kebudayaan dan Kesenian dari Kabupaten Berau, Pemkab Berau melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau melakukan MOU dengan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Pada kesempatannya, Kepala Disbudpar Berau, Ilyas Natsir menyampaikan, usai melakukan MOU, pihaknya akan melakukan tindak lanjut dengan Perjanjian Kerjasama (PKS) terkait pengembangan ilmu pengetahuan budayaan dan kesenian.
“Kalau PKS tidak hanya di Disbudpar saja, tapi bisa dengan Dekranasda dan Diskoperindag Berau,” ungkap Ilyas, Selasa (18/4/23).
Setelah itu, Ilyas menyebut, momen tersebut bisa menjadi langkah awal upaya dalam mengembangkan potensi kebudayaan dan kesenian yang dimiliki Bumi Batiwakkal.
“Sebagai contoh adalah Seraung atau topi lebar khas Suku Dayak. Akan dilakukan pengembangan dengan mengkreasikan lebih lanjut tanpa menghilangkan dasar nilai budaya tersebut,” bebernya.
Lanjutnya, tidak hanya melakukan pengembangan pada seni kriya, tetapi juga tarian-tarian adat yang dimiliki Berau akan dibuatkan naskah yang menjelaskan terkait tarian tersebut. Sehingga, ketika tarian dilangsungkan atau dipertunjukkan bisa sambil diiringi penjelasan asal mula, kebiasaan atau filosofi dari sebuah tariannya.
“Ini yang kurang dari kita, jadi dengan upaya kita saat ini diharapkan bisa menambah daya tarik dengan melakukan kreasi tanpa meninggalkan keasliannya,” terangnya.
Sementara itu ia mengaku, tidak menutup kemungkinan kedatangan akademisi saja, melainkan juga kunjungan mahasiswa ISI Yogyakarta. Disebutkannya, kedatangan nanti setelah PKS dilakukan yang kemudian selanjutnya akan melakukan penelitian dan pengembangan kesenian daerah hingga memberikan pelatihan.
“PKS-nya nanti akan kita susun ulang, nanti akan kita tindak lanjuti lagi,” kata Ilyas.
Menurutnya , ISI Yogyakarta merupakan ahlinya terkait dengan kebudayaan dan kesenian di Indonesia. Hal ini terbukti salah satu alumni ISI Yogyakarta yang terkenal dengan kelebihan penguasaan budaya adalah Soimah Pancawati.
“Mereka ahlindi bidang budaya, jadi mereka datang untuk lakukan kreasi, bukan untuk merubah,” ucapnya.
Ilyas menambahkan, saat ini pihaknya masih melakukan pendalaman untuk melangsungkan kerja sama antara Pemkab Berau dengan ISI Yogyakarta. Selain mendalami kegiatan juga dalam tahapan menghitung kebutuhan anggaran yang dibutuhkan.
“MOU sudah, sisa PKS saja lagi. Untuk anggaran sendiri masih kami godok untuk menentukan besarnya” pungkasnya. (Yud/Adv/Ded)