TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Samapi saat ini pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau masih terus komsisten dalam menekan angka kasus stunting. Terbukti, sepanjang 2022 persentase jumlah kasus stunting diklam menurun sekitar 19 persen dari yang sebelumnya 25.19 persen.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Berau, Rabiatul Islamiah menjelaskan bahwa pihaknya masih terus konsisten untuk menekan kasus stunting yang saat ini masih terjadi.
“Bersyukur bahwa kasus terus menurun, hingga tahun 2024 mendatang kita menargetkan bisa menurun hingga 14 persen, bahkan bila perlu terjadi Nol persen,” ujarnya kepada awak media beberapa waktu lalu.
Tahun ini, pihaknya tetap melakukan kegiatan-kegiatan evaluasi dan monitoring seperti kegiatan tahun lalu, serta melakukan tindak lanjut terhadap jumlah Rumah Tidak Layak (RTL) di Kabupaten Berau.
“Kami tetap melakukan kegiatan seperti tahun lalu karena masih ada target penurunan sampai 2024 mendatang, karena tidak bisa kita pungkiri bahwa Berau adalah salah satu kabupaten yang memiliki banyak Sumber Daya Alam (SDA) yang baik salah satunya ikan yang melimpah,” jelasnya.
Menurutnya juga, terdapat 16 lokasi khusus (Lokus) stunting di Kabupaten Berau pada 2023 yang sudah dipilih berdasarkan analisis situasi. Adapun daerah yang memiliki angka stunting tinggi adalah Kecamatan Kelay dan Sambaliung. Pihaknya akan melakukan pendampingan intensif ke kampung lokus stunting melalui Tim Pendamping Kampung (TPK) yang telah terbentuk di kampung-kampung.
“Hasil rekomendasi dari tim pakar itu akan kami tindak lanjuti,” tuturnya.
Ia mencontohkan, seperti penanganan tahun lalu dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau telah melakukan pembuatan drainase hingga ketersediaan fasilitas mandi cuci kakus (MCK). Selain itu Perumda Air Minum Batiwakkal telah memperluas jaringan air bersih hingga ke Kampung Sukan Tengah, Sambaliung.
“Sukan Tengah merupakan salah satu kampung yang tercatat memiliki angka stunting terbanyak di Berau,” tuturnya.
Pihaknya meminta dukungan kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk bisa memmbantu dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Berau, terlebih kepada Dinas Kesehatan Berau terkait penanganan anak-anak yang terkena stunting.
Maka itu, Rabiatul mengimbau kepada para orangtua untuk memerhatikan zat-zat makanan yang dikonsumsi anak, serta menghindari makanan instan dan banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan ikan yang mudah didapat di Berau.
“Yang kami harapkan ke depan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) yang diperhatikan. Bahkan dimulai sejak 3 bulan sebelum menikah, pada saat menikah dan 1.000 hari setelah kelahiran,” tutupnya (*)