JAKARTA, PORTALBERAU – Hadir pada gelaran Government Investment For Greener Environment Kementerian Keuangan RI di gedung dhanapala Jakarta, Jumat (16/12/2022). Bupati Berau menjadi salah satu narasumber dalam dialog yang dipandu Dirjen Kekayaan Negara Kemenkeu RI, Rionald Silaban. Selain itu menjadi pembicara Dirjen Pengendalin Perubahan Iklim KLHK, Sri Tantri Arundhati, Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana dan Sekjen Kementerian BUMN, Susianto.
Dalam kesempatan itu, Bupati Sri Juniarsih, memaparkan keseriusan Pemkab Berau dalam menjaga dan melestarikan kurang lebih 86 ribu hektar kawasan mangrove di Bumi Batiwakkal.
Disebutkannya saat ini Pemkab telah melakukan upaya konservasi mangrove di wilayah APL yang dikelola oleh masyarakat, seperti Kawasan Labuan Cermin seluas 2.000 hektare dan Sigending 1.500 hektare yang ditetapkan melalui keputusan Bupati.
“Sebagai bentuk komitmen daerah, Berau telah menetapkan Perda Pengelolaan Mangrove di APL. Yang terbaru adalah SK No. 483 Tahun 2022 tentang penetapan ekosistem mangrove di Areal Penggunaan Lain (APL) Kampung Teluk Semanting sebagai ekowisata mangrove berkelanjutan berbasis masyarakat serta SK No. 484 Tahun 2022 Tentang Penunjukan tim pengelola Mangrove Teluk Semanting sebagai pengelola ekowisata mangrove berkelanjutan berbasis masyarakat,” ungkapnya.
Selain itu juga upaya restorasi dan perlindungan mangrove berbasis masyarakat serta tersusunnya rencana strategis perngembangan restorasi wilayah pesisir dan mangrove Berau dalam rangka menuju mangrove sehat sebagai daya dukung ekosistem pesisir yang produktif dan berkelanjutan di Kabupaten Berau.
“Serta adanya komitmen para pihak untuk menjaga Kawasan Areal yang Bernilai Konservasi Tinggi di wilayah konsesi seluas 83.000 hektare melalui keputusan Bupati. Ini sudah disampaikan pada saat COP 26 Glasgow, sebagai bentuk komitmen Berau dalam perubahan iklim dan konservasi biodiversitas,” jelasnya.
Selain juga beberapa upaya lain, termasuk pengembangan budidaya tambak ramah lingkungan, seperti program SECURE di tiga kampung (Pegat Batumbuk, Suwaran dan Tabalar Muara). Juga Adanya pengelolaan wisata berbasis masyarakat yang dikelola secara berkelanjutan, seperti wisata mangrove Tanjung Batu, Semanting dengan potensi mangrove dan bekantan, Telaga Biru, Labuan Cermin, Sigending dengan keindahan pantai dan kejaran lumba-lumba dan lainnya.
“Saat ini Berau juga mengalami kenaikan signifikan indeks desa membangun melalui Kerjasama para pihak,” tandasnya.
Sementara itu Dirjen Kekayaan Negara, Rionald Silaban, menyebutkan pemerintah melalui Kementerian Keuangan melakukan berbagai paket kebijakan untuk mendukung kebijakan penguranghan emisi Gas Rumah Kaca, salah satunya adalah kebijakan fiskal untuk mendukung pembangunan berkelanjutan dalam penangangan perubahan iklim.
“Saya yakin kita berada di path yang sama berkomitmen pada sustainability development untuk menekan dampak buruk dari climate change,” ungkapnya. (Hms)