TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Beberapa waktu lalu Pemerintah Daerah (Pemda) melakukan simulasi penyeberangan saat jembatan Sambaliung dilakukan perbaikan. Namun dalam simulasi tersebut dianggap masih ada kekurangan sehingga perbaikan jembatan Sambaliung hingga saat ini belum dilaksanakan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Berau, Taupan Madjid menganggap simulasi yang dilakukan masih kurang sempurna dan dianggap sedikit membahayakan untuk anak-anak dan wanita yang menggunakan roda dua.
“Untuk mengurangi risikonya, Nanti akan disesuaikan lebaran jetty dengan kapal tambangannya.
Tak hanya penyeberangan bagi roda dua. Taupan menyebut jika bagi roda empaynjuha perlu pelebaran karena antara jetty dan landing craft tank (LCT) belum pas.
Pihaknya juga kini masih menunggu surat rekomendasi dari Kementerian Perhubungan penggunaan LCT sebagai moda penyeberangan. Tentunya ada syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum menyeberang. Seperti, penggunaan safety jacket hingga mobil harus diikat ketika berada di atas LCT.
“kalau surat sudah keluar pasti ada syaratnya nanti,” kata dia.
Ia mengatakan jika memang sudah siap maka perlu dilakukan simulasi dengan menutup jembatannya agar bisa melihat pasti keadaan arus lalu lintas itu sendiri.
“Jadi bisa didata, misalnya dengan waktu satu jam itu ada berapa kendaraan yang antre dan begitu juga sebaliknya,” jelasnya
Jika simulasi dengan menutup sementara Jembatan Sambaliung itu dilakukan, hasil surveinya bisa digunakan untuk mengantisipasi berbagai kejadian ketika banyak orang menyeberang. Seperti, ketika anak sekolah yang menyeberang sebaiknya hanya orangnya saja dan di sisi seberang sudah disiapkan kendaraan untuk ke sekolah.
“Iti nggak gampang dan memang diupayakan sekarang untuk membenahi jettynya,” pungkasnya. (*)
Foto by: Sutiran