TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Bumi Batiwakkal- sebuatan Kabupaten Berau adalah salah satu kabupaten penghasil jagung terbesar di Kalimantan Timur (Kaltim). Dimana, sentra jagung terbesar yang terletak di pesisir selatan Berau itu menjadi penyangga sekitar 40 persen.
Dengan adanya hal itu mendapat perhatian dari Wakil Bupati Berau, Gamalis. Dirinya menuturkan bahwa saat sampai saat ini hasil jagung di Kabupaten Berau sangat diperhitingkan. Dengan begitu ia meminta kepada para petani jagung agar tidak beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit.
“Para petani harus tetap selalu mempertahankan lahan mereka untuk menjaga ketahanan pangan salah satunya yang sudah diakui di wilayah pesisir yaitu jagung,” ujarnya.
Menurut Gamalis, dengan tidak beralih fungsi lahan menurutnya agar Kabupaten Berau tidak kehilangan potensi jagung dan produk unggulan yang selama ini dipertahankan.
“Sektor jagung di sana (pesisir, red) sudah kita bangun dengan sedemikian rupa, jangan sampai hilang begitu saja karena banyak yang pindah lahan,” pintanya.
Harapannya lahan tersebut dapat terjaga dan masyarakat di daerah itu mampu mengefektifkan lahan tersebut untuk tetap menjadi sentra jagung. Dengan pindah lahan tentu akan memengaruhi produksi jagung ke depannya.
“Kami tidak bisa memaksakan petani untuk tidak alih fungsi lahan. Ini hanya sekedar imbauan saja agar potensi jagung di Kabupaten Berau tidak hilang,” tuturnya.
Dan menurut politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu juga sangat mengapresiasi para petani yang sampai saat ini masih bertahan untuk terus melakukan penanaman sektor jagung. Menurutnya selama empat tahun terakhir Berau berhasil dikenal sebagai penyangga dalam produksi jagung untuk Kaltim.
“Sekali lagi saya meminta kepada masyarakat agar tetap mempetahankan sentral jagung,” tandasnya.
Hal senada dijelaskan Camat Talisayan,
Ahmad Juhri bahwa dirinya juga sangat setuju dengan imbauan yang diberikan oleh Wakil Bupati Berau terkait sentar jagung. Pasalnya, selama ini pihaknya juga terus mengimbau kepada para petani jagung agar tidak alih fungai lahan menjadi perkebunan sawit.
“Mungkin kita butuh regulasi khusus ditingkat kampung untuk mempertahankan lahan jagung,” sebutnya. (Ded)