TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Kampung Tembudan, Kecamatan Batu Putih, dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Mangrove Tembudan Berseri, yang merupakan dampingan dari Yayasan Penyu Berau telah terpilih sebagai satu dari lima destinasi Pilot Project pada program Carbon Footprint Calculator oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Program Carbon Footprint Calculator (CFPC) merupakan upaya Kemenparekraf dalam melakukan pengimbangan nilai emisi yang telah dihasilkan, dengan menyerap jejak karbon demi membantu mencegah dampak buruknya pada iklim.
Kelima destinasi wisata yang terpilih diantaranya Plataran Menjangan di Bali Barat, Pantai Tiga Warna di Malang, Bukit Peramun di Bangka Belitung, Taman Wisata Mangrove Klawalu di Sorong serta Ekowisata Mangrove Tembudan di Berau.
Terpilihnya Kampung Tembudan karena dianggap sudah melakukan pengelolaan wisata low carbon yang baik dan berkelanjutan.
Menanggapi capaian tersebut, Kepala Kampung Tembudan, Nur Iman, menyebut dirinya sangat bangga dengan terpilihnya Kampung Tembudan sebagai salah satu destinasi pilot project program CFPC dari Kemenparekraf.
Dikatakan Kepala Kampung Tembudan, Noor Iman, Tembudan dipilih menjadi salah satu dari lima destinasi pilot project program CFPC dikarenakan telah berhasil menerapkan ekowisata mangrove berbasis low carbon.
Kawasan mangrove dengan luas sekitar 3 ribu hektar di Tembudan sudah sejak lama dipersiapkan sebagai ekowisata. Dengan bantuan tim pendamping, Tembudan berhasil menerapkan ekowisata low carbon.
“Kami sangat bangga dengan penetapan ini, karena Kampung Tembudan merupakan satu-satunya kampung yang terpilih di Provinsi Kaltim. Hal ini menjadi pemicu semangat bagi kawan-kawan untuk terus bergerak,” ujarnya saat dihubungi Portal Berau, Rabu (22/6/22).
Lanjut Noor Iman, dengan adanya program CFPC dari Kemenparekraf tersebut, banyak manfaat yang akan didapat Kampung Tembudan. Diantaranya akan menjadi ekowisata yang dikenal hingga ke tingkat nasional. Program tersebut juga dikatakannya akan menjadi penyemangat bagi masyarakat kampung ymagar terus menjaga dan melestarikan kawasan mangrove yang ada.
“Program ini insyaallah akan menjadikan Kampung Tembudan menjadi lebih baik lagi ke depannya. Harapan kami, program ini juga dapat berdampak positif bagi masyarakat,” tandasnya.
Sementara itu, Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas, menyebut terpilihnya Kampung Tembudan sebagai salah satu dari lima destinasi pilot project oleh Kemenparekraf, merupakan hal yang membanggakan bagi Kabupaten Berau. Hal itu dikatakannya membuktikan keberhasilan Kampung Tembudan, dalam mengelola pariwisata yang ramah lingkungan.
Ia berharap hal itu dapat membawa dampak positif bagi perkembangan pariwisata Kabupaten Berau ke depan.
“Semoga ini bisa menjadi contoh bagi kampung-kampung lain bahkan yang berada di luar Kaltim dan dapat memberikan dampak yang baik bagi pariwisata Berau khususnya,” tandasnya. (mrt/adv)