TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Berau, Madri Pani menilai Bumi Batiwakkal memiliki potensi wisata yang kaya dan beragam. Ditambah kedepan akan dibangunnya Ibu Kota Negara (IKN), sebagai penyangga Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tentu akan berimbas pada sektor wisatanya.
Tetapi, dalam penerapan program dari Kementrian Parawisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), yaitu Cleanliness (Kebersihan,red), Healt (Kesehatan,red), Safety (Keamanan, red) dan Environment Sustainability (Kelestarian lingkungan, red), (CHSE) di Berau masih sangat rendah.
“Sepengetahuan saya, baru dua persen saja. Yakni satu diresort di Pulau Derawam dan dua resort di Pulau Maratua yang memiliki sertifikat CHSE,” ungkap Madri Pani, Kamis (10/3/22).
Lanjutnya, diakuinya memang sertifikat CHSE tidak perlu dipaksakan untuk menjadi syarat guna menjalankan usaha di sektor wisata. Dirinya menyebut, dalam pelaksanaan di lapangan, cukup wisatawan yang memutuskan pilihannya untuk memilih wisata mana yang dianggap aman bagi Kesehatan. Namun, jika banyak homestay, resort dan restaurant di Berau yang sudah ada sertifikat CHSE, jadi wisatawan tidak perlu repot lagi dalam memilih tempat menginap dan makan.
“Keuntungan lain kita juga dapat menghindari penumpukan wisatawan di satu lokasi kan,” katanya.
Dijelaskannya, dimasa pandemic ini, pemerintah di bawah Kemenparekraf mencanangkan CHSE bagi para pelaku penyedia jasa hotel dan restaurant. Dengan tujuan awalnya, hal itu dilakukan untuk memberikan rasa aman bagi konsumen yang ingin meninap atau makan bila memiliki sertifikasi tersebut.
“Bersama kita majukan wisata berau, tapi juga perlu meningkatkan rasa aman, nyaman bagi para wisatawan,” tegasnya.
Sementara itu ditemui terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau, Masrani mengakui bahwa CHSE ini merupakan program baru dari Kemenparekraf dan juga terbatas oleh anggaran. Apalagi pandemic saat ini. Di berau saat ini baru 2 persen, yaitu di Pulau Derawan dan dua di Maratua, untuk resort dan yang lainnya sementara ini masih dalam proses.
“Anggaran yang minim yang menjadi kendala kita. Ini juga program baru,” jelasnya.
Masrani berharap targetnya dirahun ini semoga ada peningkatan untuk resort, hotel dan lainnya untuk memegang sertifikat CHSE. Dijelaskannya, untuk persyaratan sendiri cukup mudah, yaitu tanda daftar usaha pariwisata bagi usaha pariwisata atau nomer induk berusaha bagi usaha skala mikro dan kecil serta perizinan lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
“Kita terus berupaya mensosialisasikan agar pemilik usaha untuk bisa memegang sertifikat CHSE ini,” tutupnya. (Yud/Ded)