TANJUNG REDEN, PORTALBERAU- Masyarakat Kecamatan Talisayan dikagetkan dengan Nelayan yang hilang saat merawai di laut sekitaran Pulau Sangalaki pada Senin (7/12/21).
Ketua Nelayan Kecamatan talisatan, Adam menerangkan kronologi kejadian yang bermula pada para nelayan yang hendak menarik rawai pada Senin (7/12/21) pukul 05.00 sore waktu setempa. Berawal dari 4 kapal yang dua diantaranya dikemudikan masing-masing satu orang dan dua sisanya kemudikan bersama-sama.
“Rencana hendak menarik rawai pada sore itu, menurut laporan ada 4 buah kapal yang berangkat. Salah satu kapal korban yang hanya dikemudiakan sendiri itu,” ucap Adam, Rabu (8/12/21).
Lanjutnya, adam mengatakan bahwa Ketika hendak meraik rawai, kapal yang korban I (35) kemudikan mengalami mati mesin, dan terpaksa melempar jangkar sambilmenunggu rekannya Kembali untuk memberikan pertolongan dengan menarik kapal korban.
“Namun malam itu tiba-tiba saja cuaca memburuk dengan datangnya angin kencang. Pada akhirnya di pagi hari Ketika kami melakukan pencarian, kapal korban sudah menghilang,” terangnya.
Diakui Adam, bahwa cuaca malam itu secara tiba-tiba tidak bersahabat. Angin kencang diiringi hujan lebat, memaksa rekan-rekan tidak dapat Kembali kelaut untuk menjemput. Setelah hujan dan angin telah mereda, rekan-rekan nelayan tersebut kembali ke laut untuk mencari korban. Sayang, ketika sampai tidak dijumpai I (35) di lokasi tersebut.
Usai kejadian tersebut, Adam lantas bergegas melaporkan kehilangan tersebut ke Pos Angkatan Laut di wilayah Tanjung Batu agar dilakukan tindakan lebih lanjut.
Sementara itu, Kordinator Unit Siaga Basarnas Berau, Irawan menjelaskan rekan rescue telah memulai melakukan pencarian pada Rabu (8/12/2021). Dirinya mengaku timnya sejak pagi telah berangkat, dan tiba di Lokasi Kejadian Perkara (LKP) pada pukul 11.00 siang tadi untuk memulai melakukan pencarian.
“Kami tiba pukul 11 siang tadi, langsung lakukan pencarian hingga pukul 2 siang tadi,” ujarnya saat di konfirmasi melalui sambungan telepon pada Rabu (8/12/21).
Irwan menjelaskan, terpaksa merapat ke Tanjung Batu lantaran bahan bakar tidak memadai serta cuaca kembali memburuk siang tadi.
“Pencarian sudah dimulai siang tadi, tetapi ombak yang meninggi sekitar 1,5 meter dan angin cukup kencang. Hingga kami terpaksa berlindung dibalik pulau Sangalaki,” tuturnya.
Tambahnya, Penetapkan kapan pencarian akan dilanjutkan akan diputuskan setelah rapat evaluasi sore ini. Alat laut (Alut) yang diterjunkan sendiri berupa RIB milik Basarnas dengan 5 personel serta bantuan dari Speed Boat Posal Lantamal XIII dan warga sekitar. (Yud/Ded)