TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Pemberitaan terkait Ponpes Thubassalaam yang beberapa hari ini beredar di sosial media dan media online membuat jajaran Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Berau angkat bicara.
Sekretaris PCNU Berau, Bambang Miriyadi yang kebetulan sedang berada di Banjarmasin memberikan penjelasan ketika dikonfirmasi via telepon. Menurutnya, semua pemberitaan yang beredar adalah isu yang kurang tepat serta tidak berdasarkan data yang valid.
“Sebagai organisasi terbesar, Nahdlatul Ulama sebenarnya telah terbiasa menghadapi berbagai persoalan. Namun terkait Thubassalaam, dapat menjadi stigma terhadap PCNU Berau selaku jam’iyah yang menaunginya apabila tidak diluruskan.” Tegasnya.
Ditambahkannya, media atau siapapun yang ingin mendapat penjelasan soal Nahdlatul Ulama seharusnya bertanya kepada yang berwenang memberikan penjelasan, dalam hal ini adalah jajaran pimpinan, bukan kepada personal apalagi yang tidak mendapatkan mandat organisasi.
Bambang Miriyadi menjelaskan, bahwa keberadaan Thubassalaam tidak dirintis oleh pribadi melainkan oleh jam’iyah Nahdlatul Ulama secara kelembagaan. Maka apapun kondisinya, hal itu sudah merupakan tanggung jawab organisasi.
“Itu instalasi PDAM yang diputus adalah cerita yang sudah lama sekali. Bahwa sekarang dikatakan nebeng di masjid Baitul Makmur, itupun tidak menjadi persoalan karena masjid itu adalah milik Nahdlatul Ulama yang juga secara otomatis masjidnya pesantren karena berada di lingkungan pondok pesantren.” Ujarnya.
Judul pemberitaan “22 Hari Tak Punya Beras” pun turut disayangkan. Dia menilai diksi yang digunakan terlalu bombastis. Menurutnya sejak ada wacana pemberlakuan PTMT (Pembelajaran Tatap Muka Terbatas), para santri yang selama ini pulang ke orang tuanya masing-masing dijadwalkan akan kembali menempati asrama santri dan hal ini telah selesai dibahas dalam rapat pihak pesantren bersama jajaran pimpinan Nahdlatul Ulama Berau.
“Bahwa kemudian terdapat kekurangan seperti kondisi asrama yang perlu direhab dan logistik yang perlu disiapkan, iya! Semuanya masuk dalam agenda prioritas organisasi. Tentu saja dibutuhkan proses. Tugas kita adalah bersabar dalam mengawalnya,” jelasnya.
Namun terlepas dari semuanya, sebagai insan yang seharusnya mampu mengambil hikmah yang baik, saya mewakili jamiyah menyampaikan apresiasi yang tinggi dan ucapan terima kasih atas kepedulian masyarakat.
“Semoga keikhlasan kita dalam berbuat bernilai baik di sisi Allah Subhanahu WaTa’ala. Aamiin.” Pungkasnya. (Ded)