TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Dalam upayanya untuk mencapai pelayanan yang maksimal, Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau rutin lakukan monitoring dan evaluasi (Monev) kegiatan di bidang pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P) pada seluruh puskesmas di Kabupaten Berau.
Hal ini disampaikan langsung oleh Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Berau, H. Garna Sudarsono beberapa waktu yang lalu.
Ia mengatakan, terdapat tiga seksi di bidangnya, yaitu seksi penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa, surveilans dan imunisasi serta pencegahan penularan penyakit menular.
“Kita telah melakukan kunjungi semua puskesmas dalam rangka monitoring dan evaluasi,” katanya.
Jelasnya, dari 12 indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM), 6 indikator berada pada bidangnya. Tiga indikator pada penyakit tidak menular, satu indikator kesehatan jiwa dan tiga indikator penyakit menular.
“Dari bidang yang masuk dalam SPM, ketentuan capaian pelayanannya harus 100 persen,” tegasnya.
Sementara itu, dampak pandemik COVID-19 membuat capaian pelayanan belum sesuai harapan. Pelayanan penyakit tidak menular (PTM) seharusnya bisa dimaksimalkan dengan pos pembinaan terpadu (Posbindu). Sementara beberapa waktu lalu diberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level IV. Membatasi ruang gerak dan larangan tatap muka.
“Sementara anak sekolah juga tidak masuk. Padahal layanan screening PTM dilakukan pada anak usia 10-15 tahun,” terangnya.
Lanjutnya, dari data hasil monev Dinkes Berau, tidak sedikit puskesmas yang pelayanannya berada di bawah 50 persen. Targetnya hingga penghujun tahun, capaian targetnya sekitar 80 persen. Pihaknya optimistis dengan waktu yang tersisa karena sudah diperbolehkan tatap muka.
“Karena pandemik juga orang yang datang ke puskesmas sedikit. Dengan waktu tersisa ini kami memaksimalkan upaya untuk mencapai harapan tadi,” ujarnya.
Garna menambahkan, pihaknya akan memaksimalkan posbindu. Karena pelayanan tatap muka saat ini sudah bisa dilakukan. Serta bisa melakukan pelayanan kesehatan kepada sekolah-sekolah yang sudah aktif.
“Lakukan kunjungan rumah, tidak bisa menunggu di puskesmas saja,” tutupnya. (Yud/Ded)