TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Tahun 2017 di Berau ada area seluas 184 hektare yang masuk kedalam kawasan permukiman kumuh, di tahun 2020 jumlah tersebut menurun menjadi 28 hektare dan di 2021 hanya menyisakan satu hectare. Satu hektare itu terbagi dalam beberapa lokasi di Kecamatan, Sambaliung, Gunung Tabur dan Teluk Bayur. Informasi tersebut didapat dari Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) kabupaten Berau.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi III DPRD Berau, Sa’ga mengatakan bahwa DPRD berharap kawasan pemukiman kumuh bisa menghilang dari Bumi Batiwakkal. Jika berbicara umum untuk seluruh wilayah Berau ia pesimis hal tersebut bisa terwujud pada 2022.
Namun, tidak secepat itu bisa dilakukan. Menurutnya jika hanya pada beberapa zona yang ada di kawasan empat kecamatan kota maka pengentasan kawasan pemukiman kumuh bisa saja dilakukan dalam jangka waktu satu tahun.
“Kalau secara umum satu kabupaten Berau untuk tahun depan saya belum bisa bicara terkait apa yang disampaikan itu, belum bisa menjamin,” jelasnya pada Selasa (12/10/2021).
Anggota DPRD dapil 3 ini mengatakan, berkaca dari dapilnya terkhusus Kampung Kasai, ia menilai daerah tersebut masih bisa dibilang kawasan kumuh dengan bangunan masyarakat yang tidak tertata.
“Apakah ini bisa diselesaikan terkait dengan itu, nah ini tentunya kita berbicara secara umum Kabupaten Berau,” sambungnya.
Menurutnya, itu baru satu tempat, belum lagi ditempat-tempat pemukiman mayoritas nelayan di beberapa wilayah Berau. Terlebih kondisi anggaran yang saat ini masih terbatas dan terfokus untuk penanganan pandemic Covid-19.
“Kalau kita bicara spot atau zona yang berada di kota, yang mana saat ini kita anggap kumuh itu mungkin bisa. Tetapi kalau secara umum itu saya rasa belum bisa untuk tahun depan,” ucapnya.
Menurutnya, banyak program pembangunan yang belum bisa terlaksana untuk tahun 2022 yang disebabkan keterbatasan anggaran. ia berharap agar covid ini bisa cepat berakhir agar anggaran kita bisa normal kembali, nah itu mungkin apa yang jadi program-program kita bisa terlaksana nantinya.
“Semoga saja kita bisa kembali seperti sebelum adanya Covid-19,” tutup Sa’ga. (Yud/Ded)