TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Kampung Suaran menggelar perhelatan Melas Kampung, yang merupakan prosesi adat suku Dayak Basap, dalam mempertahankan tradisi leluhur masyarakat.
Acara tersebut berlangsung pada hari Kamis, (30-09-21)di Kampung Suaran, Kecamatan Sambaliung, Kabupaten Berau.
Hadir pada acara adat tersebut, Wakil Bupati Berau , Gamalis, Assisten III Maulidiyah, Kadisbudpar Masrani, pemangku adat Kesultanan Sambaliung yaitu Datu Amir beserta Istri, Ketua Pemuda Dayak Basap Berau Sopiadi, Ketua Kungkemul Edwin Sopian, Kepala Adat Dayak Basap Kampung Suaran Muksin, Kepala Kampung Suaran Arif S., Ketua Organisasi Dayak Kab. Berau, Organisasi Laskar Peduli Berau(LPB), dan Perwakilan perusahaan.
Prosesi etnik tersebut berlangsung dengan hikmat dan meriah. Masyarakat Suaran menyambut kehadiran rombongan dengan Tarian Adat Dayak Sangga Tari Datung Tariti dan Tarian Karang yang ritmis dan penuh makna.
Rangkaian acara ritual dimulai dengan pemberian darah ayam, kepada pusaka leluhur Dayak Basap yang dilakukan oleh Wakil Bupati bersama kesultanan Sambaliung, dan kemudian penyemenan Tiang Rumah Adat pertama kali oleh Wabup.
Dalam kata sambutannya Wakil Bupati Berau, Gamalis mengatakan, bahwa dirinya sangat mengapresiasi perhelatan yang bernuansa etnik Dayak Basap tersebut. Menurutnya keberagaman adat istiadat dari berbagai suku bangsa di Indonesia ini merupakan kekayaan budaya yang tak ternilai harganya.
Gamalis menjelaskan, dengan adanya pembangunan Rumah Adat Dayak Basap di Kampung Suaran ini, tentunya menjadi Satu lagi destinasi wisata di Berau yang dapat dijadikan destinasi wisata Kabupaten Berau.
“Insya Allah 3 bulan kedepan, kata mereka rumah adat sudah bisa terbangun, kami juga sebagai Pemerintah Daerah akan berupaya mensupport dalam pembangunan rumah adat ini, saya juga tadi sudah berbincang dengan asisten. Rencanannya, akan kami usahakan mencari slot di APBD untuk pembangunan rumah adat ini,terkait anggaran, ” Terangnya.
Gamalis mengharapkan kampung Suaran bisa menjadi satu lagi daerah wisata yang bisa menjadi transit masyarakat, ketika dari tanjung Redeb mau ke wilayah pesisir dan menjadi rest area (tempat istirahat)
“Wisata yang bisa dinikmati masyarakat diantaranya rumah adat, dan tersedianya sungai yang bening. Saya harapkan masyarakat disekitar dapat menyuguhkan makanan dan minuman. jika perlu menyediakan kerajinan tangan untuk oleh- oleh masyarakat yang mengunjungi atau beristirahat di kampung ini,” Ungkapnya.
Menurutnya, acara adat Melas Kampung Suaran dari suku Dayak Basap ini harus terus dilestarikan, sebagai kekayaan etnis lokal yang akan memperkaya kebudayaan nasional.
Terpisah, Ketua Pemuda Dayak Basap Berau, Sopiadi mengatakan, Makna daripada ritual adat ini, adalah salah satu bentuk rasa syukur mereka kepada yang maha kuasa, yang telah memberikan kesehatan, serta memberikan rejeki, dan salah satu cara mereka menghormati leluhur. Sekaligus melestarikan budaya-budaya mereka.
“Kalau zaman dulu, pelaksanaan melas Kampung ini biasa dilaksanakan setelah panen sarang walet. Yakni leluhur kami dulu tinggal di goa namanya utallat. jadi setelah selesai panen sarang walet kemudian kami melakukan ritual melas Kampung ini,” Ungkapnya.
“Tradisi adat ini juga sebagai permohonan kepada yang maha kuasa agar dijauhkan dari marabahaya atau buang sial,” Ujarnya. (Rzl/Ded)