TANJUNG REDEB PORTALBERAU– Bahan baku pembuat tempe dan tahu, kacang kedelai, mengalami kenaikan harga 30 persen. Dari yang semula Rp 8.000 perkg kini mencapai harga Rp 12.500. Hal tersebut disampaikan oleh salah seorang pembuat tahu dan tempe rumahan, saat dikonfirmasi di pabrik miliknya Kelurahan Rinding, Kecamatan Teluk Bayur.
Ulin (42) pemilik pabrik tahu dan tempe yang telah memproduksi tahu dan tempe puluhan tahun menuturkan, kenaikan harga kacang kedelai dimulai sejak bulan suci Ramadan 1442 H/2021 M yang lalu.
Dikatakanya, hingga saat ini bahan baku pembuatan tahu dan tempe masih mencapai kenaikan 30 persen dari harga normal. Ulin mengunkapkan, harga normal kacang kedelai berkisar diangka Rp 8 ribu.
“Bahan baku kedelai harganya naik sekarang berada diangka Rp 13 ribu, sementara penjualan tempe dan tahu mengalami penurunan,” ucapnya kepada tim portalberau.com pada Jumat (28/5/2021).
“Kita terpaksa menaikan harga jual, dikarenakan untuk menutupi ongkos produksi,” ujarnya.
Ia menuturkan, Adapun opsi lain untuk menekan produksi yaitu dengan cara mengecilkan ukuran tahu dan tempe, tidak ia lakukan. Karena takut pelanggannya kecewa dan penjualan dapat mengalami penurunan.
“Kita tidak dapat mengecilkan ukuran karena ini sudah terlalu kecil, takut pelanggan kecewa dan malah penjualan makin menurun,” tuturnya.
Ia juga menjelaskan, bersyukur jumlah produksinya tidak mengalami penurunan dan tetap pada jumlah yang sama demi menjaga pasokan di pasar, sehingga harga tahu dan tempe tidak semakin melonjak, namun ia mengaku harus bertahan dengan omzet yang menipis.
“hingga sekarang harga malah makin melonjak, sampai sekarang. Setiap ingin belanja bahan baku sedikit-sedikit harga makin naik,” sambungnya.
“Harapanya agar pemerintah kabupaten melalui dinas terkait, dapat membantu mencari solusi agar kenaikan harga kacang kedelai dapat normal kembali, Tempe dan tahu kan makanan sehari-hari, kalau tidak ada itu susah juga kita,” tandasnya. (*)