TANJUNG REDEB, PORTALBERAU – Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Tenteram Rahayu mengatakan ditengah Pandemi Covid-19 yang masih mewabah hingga saat ini, pihaknya melakukan penyesuaian kondisi dengan menggerakkan dasawisma, Minggu (18/4/2021).
Sehingga kebutuhan ikan masyarakat tidak hanya bergantung pada hasil ikan laut tapi bisa juga dari kelompok masyarakat yang melakukan budidaya.
“Karena di masa pandemi program yang diutamakan adalah ketahanan kekeluarga, ketahanan pangan. Jadi, dasawisma ini salah satu program bisa kami turunkan untuk tahanan pangan,” jelas Tentram Rahayu.
“Makanya kami tahun lalu membantu 10 paket budidaya lele terpal kepada sepuluh Dasawisma. Dan Alhamdulillah beberapa dari kelompok dasawisma telah panen sehingga itu kita dorong untuk dikembangkan,” tuturnya.
Keberadaan kelompok budidaya yang dilakukan Dasawisma kata Tentram tak mempengaruhi kelompok nelayan lain, sehingga kelompok perikanan tangkap untuk nelayan dan pembudidaya air payau juga tambak tetap berjalan.
“Jadi kelompok dasawisma ini program khusus di masa pandemi kemudian setelah itu berjalan dan memang masyarakat juga terutama di perkotaan merasakan manfaatnya karena mereka biasanya ingin budidaya namun terhalang oleh ketersediaan lahan,” ujarnya.
Namun, menurutnya dengan adanya budidaya lele terpal yang dikenalkan ini artinya orang bisa tetap berbudidaya meskipun di kota dengan memanfaatkan lahan yang tidak cukup luas.
Sementara untuk impor ikan laut sendiri kata Kepala Dinas Perikanan Berau itu menyebutkan sejauh ini masih berjalan hanya saja dengan adanya pandemi pengiriman tidak bisa berjalan dengan baik, pasalnya negara tujuan ekspor seperti Malaysia biasa melakukan pembatasan jika kasus Covid-19 meningkat.
“Pengiriman ikan kita selama ini, masih jalan ya. Memang sempat kayak di Malaysia itu kadang-kadang sementara ada tutup, begitu naik, kasus dia tutup, tapi nanti buka lagi sebentar, jadi memang pandemi ini cukup berdampak termasuk produksinya agak menurun di pemasaran,” tuturnya. (*)