TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Berau Iswahyudi menyebutkan telah mendatangkan satu alat GeNose untuk screaning Covid-19 yang disimpan di Lab Kesda, Kecamatan Tanjung Redeb, Berau.
Meski telah mendatangkan satu alat kata Iswahyudi, itu masih tahap ujicoba sebelum digunakan untuk screaning penyebaran Covid-19 di Bumi Batiwakkal.
“Jadi alat GeNose hanya digunakan untuk alat screening dan tidak bisa menentukan seseorang covid atau tidak. Untuk di Berau baru satu yang kita datangkan, dengan harapan kita bisa datangkan 5 alat, rumah sakit rencana ada 2, kemudian kita di Dinas Kesehatan ada 3,” jelas Iswahyudi.
“Saat ini kita masih pelajari dulu alat GeNose itu seperti apa? Efektivitasnya seperti apa? Untuk digunakan screening, tetapi untuk sementara akan kita gunakan kalau ada daerah atau tempat yang kita curigai terjadi penyeberan Covid-19 cukup tinggi seperti pasar atau tempat keramaian lainnya,” tuturnya.
Pengunaan alat GeNose sendiri kata Iswahyudi cukup sederhana dimana seseorang hanya meniup plastik GeNose kemudian hasil tiupan tersebut akan dibawa ke laboratorium untuk dianalisa.
“Rencana kedepan kita buat dua metode yang pertama penelitian tertutup, artinya orang yang meniup tidak kita kasi nama dengan nomor hpnya sehingga tidak terdeteksi. Yang kedua terbuka artinya siapapun boleh meniup,” Kata Iswahyudi lagi.
Nantinya, kata Iswahyudi GeNose juga akan digunakan rumah sakit umum daerah sebagaimana alat screaning pasien ataupun pengunjung rumah sakit.
“Ini juga kedepan akan digunakan oleh rumah sakit karena rumah sakit sangat tepat untuk menscreaning orang masuk rumah sakit, baik itu pasien maupun penjenguk pasien dan itu sangat tepat,” tuturnya.
“Pasien yang dimaksud yakni pasien yang rawat jalan jadi tidak semua, itu hanya untuk screaning karena biayanya tidak terlalu mahal dan tidak membebani Pemda,” pungkasnya.
Lebih lanjut kata Iswahyudi, GeNose tidak bisa digunakan sebagai alat untuk mengetahui orang terpapar covid atau tidak tetapi hanya sebatas screaning. Jika seseorang terkonfirmasi saat GeNose maka dilanjutkan antigen jika tidak ada gejala dan PCR jika orang tersebut memiliki gejala Covid.
“Jadi GeNose ini masih ada pemeriksaan lanjutan yakni PCR atau antigen. Namun itu, kita masih menunggu hasil evaluasi, jika itu efektif bisa saja kita membeli lagi alat GeNose tapi jika tidak efektif maka bisa saja kita tidak gunakan GeNose dan tetap menggunakan Antigen,” imbuhnya.
Iswahyudi menambahkan beberapa waktu lalu pihaknya telah uji coba alat GeNose yang tiba di Berau ternyata masih tidak efektif.
“Misal ada teman-teman yang di coba kemudian positif ternyata saat diantigen negatif, sehingga itu yang harus kita antisipasi jika GeNose positif maka seharusnya saat antigen juga positif. Jadi jika alatnya bisa kita pastikan bagus dan tidak ada gangguan maka bisa kita pakai dan akan kita gunakan jangka panjang,” tutupnya. (*)
FOTO: REPUBLIKA.COM