TANJUNG REDEB, PORTALBERAU – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Berau Iswahyudi mengatakan sedikitnya sudah 7.793 masyarakat Bumi Batiwakkal telah di selesai di vaksin penyuntikan pertama terdiri dari tenaga kesehatan 2.116 orang, Pelayan Publik 4.742 lansia 935.
“Yang sudah divaksin dosis satu sebanyak 7.793, dan dosis dua sebanyak 4.339 tersebar di seluruh kabupaten Berau namun yang terbanyak di 4 kecamatan terdekat yang memiliki potensi besar yang kita dulukan, yakni Tanjung Redeb, Sambaliung, Gunung Tabur, Teluk Bayur,” ungkapnya Iswahyudi.
Untuk ketersediaan vaksin sendiri kata Iswahyudi, saat masih terbatas dan diperkirakan 2 hingga 3 hari kedepan vaksin Covid-19 di Berau habis jika tak kunjung ada penambahan.
“Vaksin masih terbatas dan mungkin dalam kurung waktu 2 atau3 hari sudah habis. Karena posisi kita hanya menunggu distribusi dari Pusat,” pungkasnya.
Ditanya terkait vaksinasi tenaga pendidik atau guru jelang pemberlakuan pembelajaran tatap muka yang direncanakan Juni atau Juli mendatang kata Iswahyudi baru 200 guru yang mendapat jatah vaksin.
“Untuk guru kemarin kita alokasikan sebanyak 200 orang. Dan kami sangat tergantung dengan stok vaksin, jika Vaksin tersedia kami tidak masalah melakukan vaksinasi seluruh guru yang ada di Kabupaten Berau,” tuturnya.
Namun, jika vaksin tidak tersedia tentu akan susah. Tetapi semoga hal itu tidak terjadi, karena ia mendengar jika di Jawa sudah banyak sekolah atau kampus yang dilakukan vaksinasi dan mudah-mudahan kita di Berau tidak lama lagi ada vaksin alokasi khusus untuk guru.
Sebelumnya, kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Berau, Murjani juga mengatakan masih akan melakukan koordinasi sembari melihat perkembangan Covid-19 yang ada di Kabupaten Berau terkait pelaksanaan belajar tatap muka yang direncanakan bulan Juni atau Juli mendatang.
Diakui Murjani pihaknya juga telah banyak mendapat keluhan tenaga pengajar maupun orang tua siswa dengan sistem belajar online atau daring yang dinilai tidak terlalu efektif.
“Nanti kita koordinasikan dengan Satgas Covid-19 Kabupaten bagaimana kedepan dan langkah apa yang akan kita ambil,” kata Murjani.
“Paling tidak jika wilayah Kecamatan sudah masuk zona hijau bisa ada pertemuan tatap muka umpamanya 1 Minggu sekali tatap muka dalam kelas, bagi yang sudah hijau karena guru juga banyak mengeluhkan kondisi mereka harus mendatangi satu persatu siswanya untuk memberi pelajaran, sehingga kalau sudah hijau akan dipertimbangkan,” jelasnya.
Murjani menegaskan kalaupun sekolah dengan sistem tetap muka dilakukan masih tetap memperhatikan kondisi Covid-19. Namun untuk wilayah blank spot dan sudah masuk zona hijau maka diupayakan bisa dilakukan sistem belajar tatap muka dengan protokol kesehatan ketat.
“Untuk belajar saat ini semua dilakukan daring atau online, kalaupun nanti ada tatap muka itu khusus yang zona blank spot, dengan catatan zona hijau, dan jamnya dikurangi,” tuturnya.
“Jadi nanti kami akan bahas sambil memantau kondisi Covid-19 yang ada karena ini masih ada waktu tiga bulan dari sekarang sehingga kita masih ada waktu untuk menilai kondisi Covid-19,” tutupnya. (*)