TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Bertampat di Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Berau. Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau bekerjasama dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) menggelar Konferensi pers terkait penyebaran Covid-19 di Bumi Batiwakkal, sekitar pukul 10.00 Wita, Selasa (12/1/2021) pagi tadi.
Dalam kegitan tersebut dihadiri juga Kapolres Berau AKBP Edy Setyanto Erning yang sharing pengalaman dari penyintas Covid-19 dan kontak eratnya.
Koferensi pers yang menyusun tema suara Nakes Berau tersebut, Covid-19 fakta atau rekayasa juga disiarkan langsung diberbagai platform media sosial seperti Facebook dan Instagram baik milik pribadi maupun akun Medsos Pemkab Berau.
Dokter Spesialis Paru RSUD dr Abdul Rivai Berau Robert Naiborhu mengatakan dalam kegiatan tersebut untuk memberi gambaran kepada masyarakat mengenai Covid-19 itu sehingga tidak melihat dari sumber yang tidak jelas.
“Kalau ada yang masih tidak percaya bisa bertanya langsung kepada kami tenaga kesehatan yang merawat langsung pasien Covid-19 atau mereka yang pernah terpapar Covid itu,” ungkapnya saat pers konferens.
Lanjut dr Robert, yang banyak menangani pasien Covid-19 menyebutkan saat ini berkembang isu di masyarakat dan media sosial jika virus Corona tidak berbahaya dan bisa sembuh dengan sendirinya. Sehingga isu tersebut sangat berbahaya dan bisa menimbulkan lonjakan kasus.
“Dengan digelarnya kegiatan ini semoga orang tau kalau Covid-19 itu ada dan berbahaya. Akhir-akhir ini tepatnya bulan Desember dan Januari ini, kasus Covid-19 meningkat pesat termasuk tingkat keparahannya,” lanjutnya.
Diakuinya jika Ini akibat kurangnya kewaspadaan masyarakat sehingga dengan adanya acara tadi masyarakat yang memiliki gejala awal bisa langsung memeriksakan diri dan penyebaran Covid-19 bisa ditekan atau kendalikan oleh petugas di lapangan.
Kepala Dinas Kesehatan Berau Iswahyudi menyebutkan kegiatan tersebut diselenggarakan karena akhir-akhir ini banyak isu berkembang bahwa masyarakat sengaja di Covid kan, sehingga banyak masyarakat enggan melapor jika memiliki gejala Covid-19.
“Kegiatan ini menyikapi isu berkembang di masyarakat apakah Covid-19 itu ada atau tidak, bahkan ada postingan bahwa pasien itu sengaja di Covid kan. Bagi kami tidak ada keuntungan men Covid kan orang, bahwa kami tegaskan yang kami lindungi adalah keluarga, dan orang-orang yang belum terpapar,” tegas Iswahyudi.
Iswahyudi juga berharap agar masyarakat tidak mudah termakan isu negatif tersebut dan meyakini Covid-19 benar-benar ada dan sudah ada 20 korban meninggal terpapar Covid serta ribuan orang di Berau pernah terjangkit. (*)