TELUK BAYUR, PORTALBERAU– Rombongan Palang Merah Indonesi (PMI) Kabupaten Berau melakukan kunjungan ke Kampung Labanan Jaya untuk menjenguk seorang lansia bernama La Silawa (78). PMI Berau datang membawa bantuan serta tim medis untuk mengecek kondisi kesehatan La Silawa.
Pria yang tinggal di sebuah pondok di belakang PDAM labanan tersebut tampak sedang sakit, kondisi fisik pun tampak terlihat banyak tulang serta perut terlihat bengkak, juga kakinya.
Dokter PMI, dr Yushelly Dinda P segera melakukan pemeriksaan. La Silawa tampak terus mengeluh kesakitan, bahkan mengalami sesak nafas. Oleh dokter, kakek sebatang kara itu disarankan untuk segera dirujuk ke rumah sakit.
Bersamaan, Wakil Bupati Berau bon aktif yang juga mendengar kabar tersebut pun melakukan kunjungan kerumah kakek tersebut. Setelah melihat hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter PMi dirinya setuju dan memohon agar Kakam beserta jajaran membawa kakek tersebut ke rumah sakit
“Di bawa kerumah sakit, Nanti biar dibantu teman-teman PMI,” kata Agus.
Karena sedang cuti, Agus mengaku tidak bisa berbuat banyak, karena dikhawatirkan ada anggapan untuk kampanye.
“Ini murni pribadi, karena saya dengar informasi ini. Makanya saya hanya minta tolong agar bisa segera ditangani,” ujarnya.
Ia pun menyarankan PMI untuk memberikan bantuan maksimal kepada kakek tersebut.
Sementara itu, saat berada di lokasi, Koordinator Lapangan Tanggap Darurat Bencana (TDB) PMI Berau Yudhi Rizal didampingi Ketua Bidang Relawan Endro S Efendi serta tim relawan, membawa bantuan berupa sembako. Sembako ini diserahkan ke tetangga yang selama ini membantu merawat La Silawa.
La Silawa diketahui hanya tinggal sebatang kara. Pondok dari kayu bekas ukuran 3 x 2 meter yang ditempatinya saat ini adalah bantuan dari para tetangga yang baik hati merawatnya selama ini.
Isran, tetangga La Silawa menyampaikan, kakek tersebut sudah lama berada di Labanan.
“Tapi tidak ada keluarganya sama sekali,” ujarnya.
Kepala Kampung Rohmat Kholis juga menyampaikan, akan berusaha mencari informasi tentang keluarganya di Pangkep, Sulawesi Selatan.
“Kasihan kalau sampai keluarganya tidak ditemukan,” ucapnya.
Ia kemudian berharap, jika ada yang mengetahui keberadaan keluarganya, bisa memberikan informasi. (*)