TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Saat pandemi Corona, banyak anak-anak sekolah mau tak mau harus mengikuti sekolah online. Hal ini rasanya bukan masalah bagi anak dengan orang tua yang secara pendapatan tergolong tinggi.
Namun sekolah online tak jarang terasa menyulitkan anak sekolah yang orang tuanya dengan kondisi sebaliknya. Terutama bagi wali murid yang memiliki keterbatasan ponsel, sedangkan memiliki anak yang sekolah bekisar 2-3 orang.
Sejak diselenggarakannya sekolah daring hingga Minggu kedua kali ini, masyarakat Bumi Batiwakkal -sebutan Kabupaten Berau- mengeluhkan jadwal yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Berau.
Pasalnya, kesamaan jadwal pelajaran di masing-masing sekolah dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (KBM) mengakibatkan wali murid harus mengorbankan salah satu anaknya agar tetap mendapatkan pelajaran.
Hal ini pun ditanggapi oleh Anggota Komisi I DPRD Berau, Hj. Darlena saat dikonfirmasi awak media pada Senin (20/7) Siang yang mengatakan, pihaknya bakal melakukan evaluasi terhadap sistem daring yang diselenggarakan Disdik Berau selama kurikulum baru bergulir.
“Paska sekolah bergulir hingga sekarang kami belum ada kordinasi dengan mitra, kalau sebelumnya terkait masalah pelaksanaan sekolah diluar via daring dan PPDB sudah di bahas,” ucapnya.
Namun demikian, pihaknya bakal melakukan rapat terkait hal tersebut. Sebab, via daring sendiri baru berjalan beberapa hari belakangan, sehingga tentu kedepannya bakalan ada evaluasi.
“Iyah kemungkinan Minggu depan kita akan wacanakan rapat,” ungkapnya.
Saat ini pihaknya belum bisa memberi banyak pendapat. Sebab, sistem kekinian tersebut masih sebagai pengenalan awal bagi peserta didik yang sebelumnya telah menyelesaikan Penerima Peserta Didik Baru (PPDB) secara online.
“Ini kan masih awal penerapan via daring setelah PPDB online, jadi kita belum mengetahui secara detail terkait keluhan yang dihadapi orang tua siswa,” tutupnya. (*)