TANJUNG REDEB, PORTAL BERAU– Sebanyak 10 orang tim brigade proteksi tanaman perkebunan Kabupaten Berau mengikuti bimtek yang digelaer Dinas Perkebunan Kabupaten Berau bekerja sama dengan Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur. Bimtek yang menghadirkan narasumber dari UPT Pengembangan Perlindungan Tanaman Perkebunan (P2TP) Kalimantan Timur ini Dilaksanakan Senin (13/72020) hingga Selasa (14/7/2020)
Kepala Dinas Perkebunan Berau, Sumaryono, mengatakan bimtek selama dua hari ini dalam rangka peningkatan kapasitas kelembagaan brigade proteksi tanaman perkebunan, sebagai bagian upaya perlindungan pada tanaman perkebunan dari penyakit dan hama tanaman. Melalui bimtek ini diharapkan membekali tim brigade poteksi tanaman agar memiliki kompetensi dalam rekayasa sosial, teknik pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT), dan penggunaan sarana dan prasarana pengendalian OPT.
Dinas Perkebunan Berau, disampaikan Sumaryono telah memiliki tim brigade proteksi tanaman yang telah ditetapkan dengan surat keputusan. Tim brigade ini yang selalu siap mendampingi petani dalam upaya pengendalian organisme pengganggu tanaman. “Kami sudah ada timnya sesuai SK. Bimtek ini untuk kembali me-review dalam rangka peningkatan kapasitas kelembagaan tim brigade proteksi tanaman perkebunan yang sudah terbentuk di Kabupaten Berau,” jelasnya.
Selain bimtek tim brigade di tingkat kabupaten, dijelaskan Sumaryono, Dinas Perkebunan Kaltim dan Kabupaten Berau juga memberikan pelatihan regu pemberantasan hama dan penyakit tanaman pada tingkat kampung. Kegiatan ini akan dilaksanakan Rabu (15/7) di Kampung Melati Jaya, Kecamatan Gunung Tabur. Regu pemberantasan HPT ini ada 30 orang dan dalam pelatihan akan dibagi tiga kelas yang masing-masing 10 orang. Selain untuk memudahkan penyampaian materi, juga untuk tetap memperhatikan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
“Jadi kami lanjutkan kegiatan bimtek ini dengan pelatihan regu pemberantasan HPT, yang kami laksanakan besok (hari ini, Red) di Kampung Melati Jaya,” ungkapnya.
Melati Jaya dipilih karena merupakan salah satu sentra pengembangan tanaman lada di Bumi Batiwakkal. Sementara serangan hama dan penyakit tanaman pada lada masih menjadi kegelisahan bagi petani, sehingga perlu mendapat perhatian serius. Selain itu, sesuai keputusan Kementerian Pertanian dalam pengembangan perkebunan di Kabupaten Berau dikatakan Sumaryono, merupakan salah satu kawasan pengembangan komoditi lada dan kakao.
“Fokus kami pada tanaman lada. Jadi dari pelatihan di kampung Melati Jaya nantinya kami harapkan ditularkan ke kampung-kampung lain dalam upaya perlindungan tanaman perkebunan. (ADV)