TANJUNG REDEB, PORTAL BERAU – Memasuki fase pergantian musim dari Penghujan ke musim Kemarau, sudah diperhatikan oleh sebagian besar instansi mulai dari TNI-POLRI, Pemerintahan, hingga Parlemen seperti Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Menyikapi persoalan Karhutla sendiri, DPRD Berau melalui Sekretaris Komisi II Sujarwo Arif Widodo menyimpulkan bahwa ada beberapa yang patut duperhatikan guna pencegahan dini, yakni sosialisasi dan pembenahan perangkat sistem pendeteksi dini.
“Karhutla ini kan ada beberapa yang harus diperhatikan di dalamnya, yang pertama dari segi teknis pemantauan dan penanganannya di lapangan, lalu dari cara sosialisasinya kepada masyarakat dengan berkoordinasi dengan dinas di luar BPBD agar masyarakat dapat memahami cara pembukaan lahan perkebunan yang baik dan benar,” katanya, Rabu (1/7/2020).
“Karena selain musim kemarau, karhutla ini juga biasanya di awali dengan pembukaan lahan yang keliru, makanya sosialisasi pemahaman itu penting. Di sisi lain, antisipasi dengan alat pendekteksi titik panas itu juga tak kalah penting biar petugas bisa lebih cepat penanganannya, tinggal infrastruktur yang dikuati,” sambungnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan perlu adanya penekanan kepada relawan karhutla yang telah ditugaskan di setiap Kampung dan Kecamatan agar penanganan yang dilakukan dapat lebih maksimal.
“Selain itu relawan tim pemadam kebakaran yang pernah di bentuk di beberapa kecamatan dan kampung juga sebaiknya dimaksimalkan, dengan itu maka sistem informasinya dapat dan penanganannya diperbaiki sebenarnya itu saja,” tuturnya.
“Jadi saat menjelang musim kemarau ini, beberapa hal tadi seperti sosialisasi pemahaman kepada warga, dan perangkat sistem milik petugas BPBD dan penanganan kita juga perlu diperbaiki, maka fokusnya itu yang harus dikuati juga,” tambahnya.
“Mampung masih awal begini perlu ada deteksi dini, jangan sampai kebakaran duluan terjadi,” pungkasnya.
Saat di wawancarai beberapa waktu lalu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) Kabupaten Berau Thamrin dalam mengantisipasi potensi terjadinya karhutla pada puncak Kemarau nanti pihaknya telah melakukan upaya dengan mendirikan 6 posko terpadu
penanggulangan kebakaran lahan dan hutan ( karhutla ).
Enam kecamatan itu masing-masing Kecamatan Biduk-biduk, Batu Putih, Tabalar, Teluk Bayur, Sambaliung dan Segah.
“Posko yang ada memang belum clear 100 persen masih ada pembayarannya yang belum selesai jadi belum dapat difungsikan termasuk sarana dan prasarana yang belum ready jadi kita belum fungsikan,” tegasnya.
Meski posko terpadu belum dapat digunakan, Kepala BPBD Berau itu menegaskan telah melakukan segala hal mengantisipasi karhutla.
“Personel kita meski tidak ada posko mereka tetap stand by termasuk sarana dan prasarana dan insyaallah dalam waktu dekat kita akan drop lagi untuk antisipasi karhutla,” ujarnya.
“Karena berdasarkan informasi dari BMKG akhir bulan Juni sudah masuk musim kemarau hingga Agustus dan puncaknya bulan September,” tuturnya
Thamrin menambahkan dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan apel siaga bersama unsur terkait seperti TNi Polri, dengan mengerahkan seluruh armada untuk mencegah Karhutla. (Adv/Miko)