TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Pemangkasan pupuk bersubsidi yang diterapkan Pemerintah Pusat membuat petani warga Kampung Tasuk, Kecamatan Gunung Tabur marasakan imbasnya. Mereka mengaku merasa keberatan dengan pemangkasan yang dilakukan Pemerintah.
“Tentu itu sangat berpengaruh sekali terhadap petani-petani yang ada di Kampung Tasuk, ya mereka merasa terbebani,” ucap Faridah selaku Kepala Kampung Tasuk, Selasa (3/3/2020).
Sebelum pemangkasan, subsidi yang diberikan kepada petani sudah cukup dinikmati, dan juga sangat membantu dalam kegiatan bercocok tanam, banyak petani yang sudah bisa merasakan hasilnya.
Faridah melanjutkan, berbicara tentang irigasi, kampung Tasuk sendiri masa panennya hanya 1 tahun sekali, jikalau 1 tahun 2 kali panen, tentu harus memiliki irigasi air yang memang sudah terpenuhi, namun Faridah mengatakan, saluran irigasi di Kampung Tasuk belum bisa dinikmati semua petani.
“Targetnya itu 1 tahun 2 kali panen, namun karna irigasinya belum 100 persen bisa mengaliri semua sawah, jadi hanya 1 tahun sekali, kalaupun dipaksa panen ke 2 akan terkena musim kemarau,” lanjutnya.
Karna irigasi di Kampung Tasuk sendiri tergantung pada musim hujan, jika turun hujan maka irigasi mengalir ke sawah-sawah dengan baik. Bantuan pembuatan irigasi sempat diterima, namun tidak begitu efektif keseluruh sawah yang ada di Kampung Tasuk.
” Dulu memang sempat ada bantuan pembuatan irigasi, namun hanya beberapa kilo saja, sehingga tidak bisa mengaliri semua sawah di Kampung Tasuk,” tuturnya.
Faridah berharap, irigasi sawah di Kampung Tasuk dapat dialiri air dari sungai Talawu, karna jika aliran air dari sungai Talawu dibuka dan dibuatkan irigasi, maka sawah di Kampung Tasuk yang luasnya mencapai 100 hektar lebih bisa dapat teraliri dengan baik.
“Itu keinginan saya dari zaman tidak enak, agar irigasi sumbernya dari sungai Talawu, agar seluruh sawah di Kampung Tasuk bisa penen 1 tahun 2 kali,” tutupnya.