TANJUNG REDEB, PORTALBERAU – Setelah berjalan sejak tahun 2008 silam, saat ini Program Karbon Hutan Berau (PKBH) sudah diimplementasikan secara penuh. Recana implementasi penuh ini bakal diaplikasikan dalam beberapa tahun kedepan.
Penguatan pun terus dilakukan agar implemetasi ini tetap berjalan sesuai dengan perencanan yang telah disusun. Pemerintah Kabupaten Berau bersama sejumlah Non Goverment Organization (NGO) serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) kembali mengelar rapat, Jumat (11/10). Rapat finalisasi finalisasi rencana strategis program PKHB ini dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Agus Tantomo.
Wakil Bupati Agus Tantomo yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengarah PKHB ini mengatakan bahwa pertemuan ini bertujuan untuk mengevaluasi sekaligs menerima masukan dari berbagai pihak terkait implementasi penuh yang telah dijalankan dalam PKHB.
“Intinya bagaimana kita maksimalkan peran hutan dalam peningkatan taraf hidup masyarakat dengan memperihatikan dampak lingkungan yang ada,” ujarnya.
PKHB merupakan program pelestarian lingkungan dengan cara mengurangi emisi dan mereduksi degradasi hutan, konservasi dan rehabilitasi untuk meningkatkan karbon. Melalui pertemuan ini diharapkan semakin memantapkan program yang ada. “Harapan kita bersama melalui PKHB ini hutan dapat terjaga dan terjadi keseimbangan lingkungan,” jelas Agus Tantomo.
Sementara Agus Tantomo mengatakan, ada beberapa fase atau tahapan yang dilewati dalam pelaksanaan PKHB ini. Kali ini memasuki fase implementasi secara menyeluruh. Agar kawasan hutan di Kabupaten Berau tetap terjaga.
“Saya harap ada target yang ditetapkan dalam pelaksanaan program ini. Sehingga arah pelaksanaannya dapat berjalan sesuai rencana. Dan saya tegaskan implementasi ini harus ditindaklanjuti dengan target yang ada,” tegasnya.
PKHB merupakan program yang pembiayaannya bergantung pada donasi dari berbagai negara. Pasalnya, Pulau Kalimantan yang menjadi paru-paru dunia, harus tetap terjaga kawasan hutannya. Keterlibatan masyarakat di perkampungan memiliki peran yang signifikan, guna mengawasi dan menghindari pembalakan liar yang mengakibatkan degradasi hutan.
“Oleh karena itu PKHB ini juga berkaitan erat dengan target Indeks Desa Membangun. Semakin bagus status desa itu tentu memberikan dampak positif juga bagi perkembangan hutan yang ada.Sehingga target desa minimal berkembang dalam mendukung program ini,” pungkasnya. (hms5)