TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Kapolres Berau, AKBP Anggoro Wicaksono didampingi Kapolsek Teluk Bayur, AKP Kasiyono menggelar press release terkait klarifikasi beredarnya berita seorang warga Kecamatan Teluk Bayur yang meninggal akibat mengantre minyak goreng di toko retail modern.
Kalopres Berau, AKBP Anggoro Wicaksono menjelaskan, setelah pihaknya melakukan penyelidikan menyeluruh, fakta kejadian adalah korban memang ingin membeli minyak goreng dan sempat berpamitan dengan suaminya. Tetapi karena toko masih tutup, korban sempat duduk sembari menunggu. Di tempat kejadian korban sempat mengeluhkan sakit di bagian dada kepada keluarganya yang juga ada di sana.
“Kami luruskan, bahwa korban dalam posisi mengantre itu tidak benar,” ungkapnya, Senin (14/3/2022).
Lanjutnya, dirinya memastikan bahwa dalam kejadian tersebut tidak ada antrean sama sekali. Toko pun masih keadaan tutup, karena waktu yang ditunjukan pada saat kejadian masih Pukul 07.45 Wita. Dikatakannya jarak rumah Sandra dan ritel modern tersebut sejauh 85 meter. Setelah itu langsung di bawa menuju RS Abdul Rivai. Namun, Sandra menghembuskan napas terakhir di jalan rinding dan dibawa kembali ke rumah.
“Jadi kondisi di sekitar minimarket sendiri tidak penuh, hanya ada sekitar kurang lebih 30 orang yang menunggu di sekitar minimarket sebab pagi tersebut belum buka,” jelasnya.
“Kami turut berduka atas kejadian ini, yang pasti itulah keadaan yang sebenarnya,” tandasnya.
Sementara itu, suami korban, Budianto yang juga ikut dalam press release tersebut, sambil meneteskan air mata, dengan adanya kabar kalau istrinya meninggal akibat mengantre minyak goreng yang tidak benar sebelumnya.
“Keluarga kami merasa sedih sekali, jika kematian istri saya dikaitkan dengan antrian minyak goreng,” bebernya.
Budianto menambahkan, hal itu ditakutkannya dapat mempengaruhi mental dari anaknya. Apa lagi alasan sebenarnya istrinya adalah sedang mencari sarapan. Karena itu merupakan rutinitasnya setiap pagi yang sering mencari sarapan.
“Istri saya memang memiliki riwayat penyakit asma, tidak mungkin dia mau ikut berdesakan apalagi ikut mengantre minyak goreng seperti itu. Memang sudah biasa dia jalan pagi untuk mencari sarapan,” ungkapnya.
Budianto berharap, kematian istrinya tidak dikait-kaitkan dengan mengantre minyak goreng. Pasalnya dirinya merasa hal tersebut dapat membuat pengaruh buruk bagi keluarganya, apalagi untuk anaknya. (Yud/Ded)