TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Lurah Karang Ambun, Arif Mulyono mengakui bahwa selama ini mayrakat di lingkungan wilayahnya telak semaksimal mungkin melaksanakan kerja bakti dan gotong royong dalam membersihkan lingkungan, seperti normalisasi parit dan lain sebagainya.
Tetapi Arif selaku lurah seringkali menerima laporan keluhan dari para ketua Rukun Tetangga (RT) bahwa dalam setiap kerja bakti dan gotong royong, sampah hasil dari kerja bakti selalu terlambat diambil oleh petugas kebersihan.
“Beberapa ketua RT mengeluh kepada saya lambatnya pengambil sampah hasil dari kerja bakti normalisasi parit oleh warga mereka,” ujar Arif Mulyono, Rabu (2/3/22).
“Bahkan ada yang 2 sampai 3 hari tidak diambil hasil sampahnya,” tambahnya.
Lanjutnya, pasalnya apabila sampah ini dibiarkan terlalu lama bila terkena hujan, sampah tersebut kembali lagi masuk keparit. Oleh sebab itu, dirinya meminta petugas kebersihan atau Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Berau bisa gerak cepat mengatasi hal tersebut.
“Semoga DLHK bisa bantu kami, kalau hujan kembali lagi sampah itu,” tegasnya.
Ditambah lagi lokasi geografis dari Kelurahan Karang Ambun diketahui merupakan muara tempat aliran air. Apabila wilayah Gunung Panjang hujan deras dan banjir secara otomatis alir mengalir kearah wilayah Karang Ambun. Terlebih lagi di Jalan Karang Mulyo yang hanya ada sedikit jalur paritnya, bahkan ada beberapa tempat yang tidak memiliki parit.
“Jadi kami meminta dinas terkait bisa lebih memperhatikan wilayah Karang Ambun lagi,” katanya.
Oleh karena itu, Arif mengatakan bahwa pihaknya selalu mengusulkan terkait drainase di wilayahnya pada setiap kegiatan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tingkat kecamatan. Sebab menurutnya realisasi diwilayahnya tidak sebanyak wilayah kelurahan yang lainnya.
“Saya harap ini menjadi prioritas, soalnya keluhan ini saya terima dari para ketua RT,” tutupnya. (Yud/Ded)